Corona Menerjang RI, Investor Masih Wait And See

Corona Menerjang RI, Investor Masih Wait And See

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 17 Jul 2020 15:36 WIB
Infografis EODB 2018
Foto: Tim Infografis: Mindra Purnomo
Jakarta -

Meski ekonomi tengah diuji oleh dampak pandemi COVID-19, akan tetapi belum ada investor yang hengkang dari Indonesia. Demikian menurut Juru Bicara/ Komite Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tina Talisa.

Meski demikian, tidak bisa dipungkiri ada investasi yang harus tertunda masuk ke Tanah Air selama pandemi.

"Sejauh ini yang berencana berinvestasi atau yang berinvestasi belum ada yang hengkang, yang berencana berinvestasi pun belum ada yang membatalkan, yang ada adalah penundaan waktunya, karena dalam posisi wait and see," ujar Tina dalam acara diskusi dengan BNPB Indonesia bertajuk 'Investasi dan Pelaksanaan di Lapangan yang sesuai Protokol COVID-19', Jumat (17/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski mayoritas Penanaman Modal Asing (PMA) tersendat, namun arus investasi di Indonesia masih terbilang sehat berkat peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama pandemi ini.

"Biasanya PMA selalu lebih tinggi dibanding dalam negeri (PMDN), tapi triwulan lalu PMDN kita lebih tinggi artinya pada saat PMA turun PMDN kita bisa menopang sehingga kita masih bisa pada posisi yang baik, dari sisi itu kita berupaya jangan sampai itu keluar," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Selain mempertahankan investasi yang diperoleh sejauh ini, pemerintah, menurut Tina juga tetap berupaya menjaring investasi dari luar terutama yang baru saja hengkang dari China. Tujuannya tidak lain ialah untuk memulihkan segera ekonomi yang sempat terpukul oleh pandemi.

"Tanggal 30 Juni kemarin di Kawasan Industri Terpadu Batam, Presiden mengumumkan dan itu adalah hasil kerja BKPM dan tim untuk menarik 7 perusahaan yang tadinya lokasi usahanya di RRT dan beberapa negara lain seperti Malaysia, Thailand, kita tarik masuk ke Indonesia. Itu adalah upaya untuk menciptakan lapangan kerja, karena kita itu pertumbuhan ekonomi masih didukung mayoritas oleh konsumsi," imbuhnya.




(eds/eds)

Hide Ads