70% Pesawat Parkir, Bos Garuda: Kerugian Sangat Dalam!

70% Pesawat Parkir, Bos Garuda: Kerugian Sangat Dalam!

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 17 Jul 2020 23:15 WIB
Armada pesawat Boeing 777-300ER Garuda Indonesia
Foto: Garuda Indonesia (Shinta/detikTravel)
Jakarta -

Akibat pandemi virus Corona (COVID-19), 70% pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dikandangkan atau grounded. Garuda juga harus membayar parkir banyak pesawat di bandara, sementara pemasukan minim.

Hal itu dilontarkan sendiri oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam live Instagram bersama Raffi Ahmad di akun @garuda.indonesia. Dalam sesi itu, Irfan sedang menjawab pertanyaan warganet tentang kondisi terkini operasional pesawat Garuda Indonesia.

"Jadi Raf, 70% pesawat kita itu parkir. Sedih juga sih, sedih banget. Masalahnya kita harus bayar," jawab Irfan seraya menjelaskan kondisi Garuda juga kepafa Raffi, Jumat (17/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari beban membayar parkir itu, serta pembayaran sewa pesawat yang terus berlangsung meski tak terbang, Irfan mengaku pihaknya harus menelan kerugian yang sangat dalam.

"Masalahnya kita parkir bayar dan pesawat kita semua memang sewa, dan memang dengan kondisi ini kita memang mengalami kerugian yang sangat dalam, sangat sangat dalam dan sampai sekarang masih rugi," terang Irfan.

ADVERTISEMENT

Untuk bangkit dari keterpurukan itu, ia mengajak Raffi beserta masyarakat kembali terbang menggunakan layanan Garuda Indonesia. Ia mengatakan, saat ini protokol pencegahan COVID-19 sudah diterapkan ketat di Garuda Indonesia.

"Pokoknya kalau naik Garuda insyaallah aman. Kita buktiin protokolnya. Ada yang bilang rapid test, ada yang bilang PCR. Sekarang semua sepakat di domestik ini rapid test. Ambil tes sebentar 15 menit, setelah itu Anda masuk dan semuanya normal," jelas Irfan ketika Raffi bertanya bagaimana protokol kesehatan di pesawat Garuda.

"Kita cukup aman. Sirkulasi udara kita itu naik-turun, jadi aman. Ada filter yang membersihkannya. Dan duduknya berjauhan. Jadi di ekonomi, yang tengah kosong," sambung Irfan.




(hns/hns)

Hide Ads