Sementara, ia menuturkan, penjualan melalui saluran online bakal sulit diterapkan. Sebab, orang cenderung yakin membeli hewan kurban jika melihat hewannya langsung.
"Jadi memang menurut saya, chanel kalaupun via digital melalui FB atau WA group, tapi memang untuk meyakinkan harus ketemu lihat barangnya," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Deputy Chairman MarkPlus Inc Taufik menjelaskan, pandemi memang menjadi masalah untuk para penjualan hewan kurban. Menurutnya, salah satu solusinya ialah ke depan transformasi teknologi untuk memudahkan penjualan.
"Itulah yang sekarang bisa didorong, kalau sekarang di perusahaan biasa kita bicara tranformasi digital, hewan kurban mungkin nggak transformasi digital," katanya.
Dia mengatakan, tranformasi ini bisa berkolaborasi dengan lembaga-lembaga misalkan Rumah Zakat, Aksi Cepat Tanggap dan lain-lain. Sehingga, ketika orang mencari hewan kurban bisa mencari lokasi terdekat bahkan sampai model penyalurannya.
"Yang nantinya jadi jangkauannya kurban maupun menerima kurban itu yang sebenarnya masuk tranformasi digital," ujarnya.
(acd/dna)