Bahlil: Jangan Dipikir Investasi Cuma Asing Terus!

Bahlil: Jangan Dipikir Investasi Cuma Asing Terus!

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 22 Jul 2020 13:50 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
Foto: Sekretariat Kabinet
Jakarta -

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menepis tuduhan bahwa pihaknya menganakemaskan pemilik modal asing ketimbang investor dalam negeri serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Berdasarkan realisasi investasi kuartal II-2020, realisasi penanaman modal asing (PMA) adalah Rp 97,6 triliun atau 50,9%. Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 94,3 triliun atau 49,1%. Namun realisasi pada semester I-2020 tetap didominasi PMDN Rp 207,0 triliun (51,4%). Sementara PMA Rp 195,6 triliun (48,6%).

Bahil mengatakan, ada tudinganyang berpkir bahwa pemerintah mengutamakan investasi asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Investasi sekali lagi jangan hanya pikir asing ya. Ini kadang-kadang kita ini otak error ini kalau cuma berpikir asing terus. Aku sangat tidak setuju kalau investasi cuma asing. Investasi itu UMKM, sekarang kita kan urus UMKM. UMKM investasi, PMDN investasi, PMA investasi. Itu yang penting," kata dia dalam paparan realisasi investasi yang ditayangkan di saluran YouTube BKPM, Rabu (22/7/2020).

Lanjut dia, BKPM pada masa pandemi COVID-19 tidak hanya memikirkan bagaimana mendatangkan investasi dari luar negeri.

ADVERTISEMENT

"Investasi yang sekarang BKPM urus itu UMKM juga kita urus investasi, PMDN juga kita sangat urus, PMA juga kita urus. Jadi jangan ada kesan bahwa BKPM ini hanya memberikan karpet merah kepada pengusaha asing, nggak ada, semua sama," ujarnya.

Pada kuartal I-2020, realisasi PMA adalah Rp 98 triliun, dan PMDN Rp 112,7 triliun. Artinya masih didominasi oleh modal dalam negeri. Penyebabnya pada Januari-Maret 2020, dunia mengalami syok karena pandemi COVID-19. Kala itu Indonesia juga melakukan pembatasan terkait pencegahan virus Corona. Misalnya tidak mengizinkan tenaga kerja asing (TKA) masuk ke Indonesia.

Bahlil menjelaskan kenapa sekarang PMA mulai mendominasi.

"Lalu di kuartal kedua itu mulai kita melonggarkan dengan tetap memperhatikan protokol COVID-19 maka kemudian PMA mulai beranjak naik menjadi 51%," tambahnya.




(toy/zlf)

Hide Ads