Rencana Besar ASDP: Bangun Destinasi Wisata di Lampung hingga IPO

Rencana Besar ASDP: Bangun Destinasi Wisata di Lampung hingga IPO

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 23 Jul 2020 16:20 WIB
Suasana lengang terjadi di Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi. Pelabuhan tersibuk se-Indonesia ini ditutup selama satu hari penuh menghormati hari raya Nyepi.
Foto: Ardian Fanani
Jakarta -

Pandemi virus Corona telah memberikan tantangan yang begitu berat bagi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan penyebrangan membuat BUMN ini kehilangan pendapatannya dalam beberapa bulan.

ASDP Indonesia Ferry sebenarnya tengah fokus membenahi pelayanan penyeberangan yang semrawut di pelabuhan. Digitalisasi ticketing dipilih menjadi cara untuk membenahi permasalahan itu.

Digitalisasi itu mulai berbuah kesuksesan di awal tahun. Pada Januari 2020 laba ASDP naik 107% dibandingkan Januari 2019. Pada Februari 2020 laba ASDP pun naik 220% dibandingkan Februari 2019. Dalam waktu 2 bulan saja ASDP sudah mengantongi 25% dari target laba 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ketika COVID-19 menyerang Indonesia, pada Maret, April dan Mei ASDP mengalami kerugian secara bulanan. Baru di Juni 2020 perusahaan kembali mengantongi laba, meskipun tidak sebesar biasanya lantaran masih dibatasinya penumpang penyeberangan.

Meski begitu perusahaan memiliki strategi jangka panjang untuk memulihkan kembali keuangan. Tujuan yang paling besar adalah menerapkan digitalisasi di 35 pelabuhan yang dikelola ASDP.

ADVERTISEMENT

Kemudian dari segi bisnis ada 3 rencana besar perusahaan. Pertama ASDP akan memperbesar ferry manajemen service dengan menambah pengelolaan kapal milik pihak lain.

"Sekarang kan ASDP punya 102 kapal, kita mengelola kapal orang lain 52 unit. Sekarang kita ada pembicaraan lagi dengan pemilik kapal lain, non BUMN, itu kira-kira hampir 30 kapal lagi. Bagi ASDP tidak hanya efisien, karena fix cost kita bisa dibagi, tapi yang lainnya harapannya ke depan kalau kita mengelola kapal orang lain, standar pelayanannya juga kita bisa seragamkan. Jadi orang nggak tahu itu kapal ASDP atau enggak, yang penting pelayanannya sama," kaya Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi saat berbincang dengan detikcom.

Kedua, lanjut Ira, perusahaan akan mengembangkan lahan yang dimilikinya seluas 80 ha di dekat pelabuhan Bakauheni. Lahan itu rencananya akan digabungkan dengan lahan milik Pemprov Lampung yang kemudian dikembangkan menjadi destinasi pariwisata baru.

"Kita sedang menghitung, kita punya wilayah di Bakauheni hampir 80 ha, dan pemandangannya sangat indah. Kita akan kerjasama dengan Pemprov Lampung yang juga punya tanah, kita juga sedang bicara dengan HK (Hutama Karya). Tapi ini masih awal sekali, tapi kami melihat kawasan di Lampung selatan ini memiliki potensi menjadi destinasi wisata baru," tambahnya.

Ketiga, ASDP sadar perusahaan tak lagi hanya bisa mengandalkan pendanaan yang terbatas untuk merealisasikan rencana pengembangan bisnis tersebut. Oleh karena itu ASDP berniat untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal.

Sinyal positif sepertinya sudah diberikan oleh pemegang saham. Namun sayang Ira masih belum bisa memastikan kapan rencana itu akan direalisasikan.

"Ketiga, dengan pengembangan bermacam-macam itu, kami ingin mencari partner dana yang efisien, maka kita sedang menuju IPO. Tapi itu kami masih hitung dulu. Kalau pemegang saham si dialognya dinamis, melihat bagaimana potensinya, dan pemegang saham punya harapan yang sama ke sana, Karena kita kan perlu, nggak mungkin kita ambil pendanaan hanya dari loan. Kapannya masih belum," tutupnya.



Simak Video "Video: Pelabuhan ASDP Batam Terjadi Lonjakan Penumpang selama Periode Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads