Bekerja di luar negeri bisa menjadi kebanggaan, namun harus pandai beradaptasi agar bisa betah dan bekerja dengan baik. .Deputy General Manager New York BNI Agency Fajar Fitrianto memberikan tiga tips bagi masyarakat Indonesia yang mau bekerja di luar negeri.
Hal ini diungkapkan Fajar dalam acara Indonesia Muda Club yang disiarkan live di YouTube Kementerian BUMN, Jumat (24/7/2020). Berikut ini tipsnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Nggak boleh baperan
Menurut Fajar yang kini bekerja di New York, Amerika Serikat (AS), karakter menjadi hal penting bagi pekerja Indonesia yang mau bekerja di luar negeri. Di AS misalnya, menurutnya kalau masih punya karakter yang gampang kesal adaptasi akan menjadi sulit.
Dia menjelaskan di AS apabila berdiskusi atau berdebat akan sangat berat dan keras argumennya, apalagi menghadapi klien dalam suatu rapat. Menurutnya, pekerja Indonesia tidak boleh 'baper' dan mudah ngambek.
"Nomer satu itu karakter, di sini kulturnya beda ya, debatnya berat. Biar berat tapi harus no hard feeling. Kalau mentalnya baperan, begitu dihajar argumen, keluar rapat ngambek, bakal susah adaptasinya," kata Fajar.
2. Luwes bergaul
Kemudian Fajar mengatakan hidup di luar negeri harus pandai bergaul, menurutnya semua orang yang hidup di luar negeri harus bisa membuka diri untuk berinteraksi. Meski bekerja di bank, dirinya mengatakan selama ini dia tidak hanya bergaul dengan pebisnis saja.
Dia mengatakan harus bisa bergaul dengan yang lain, misalnya dengan sesama WNI di AS. Dia mengatakan biasanya sesama WNI sering berkumpul dan membuat komunitas, maka harus bisa bergaul.
"Nomer kedua harus luwes dalam bergaul. Karena di sini nggak gaul sama businessman doang, kita mesti gabung ke komunitas. Misalnya sesama orang Indonesia ada komunitas gereja, komunitas mesjid. Terus gabung bersama diplomat di KBRI dan sebagainya," ujar Fajar.
3. Harus punya skill
Terakhir, Fajar mengatakan sebagai pekerja di luar negeri, apalagi sebagai perwakilan perusahaan Indonesia harus memiliki kompetensi.
Dia menyebut di kantornya saja hanya ada sedikit staff yang bekerja, maka dari itu kalau bisa satu orang harus bisa mengerti segala hal.
"Ketiga kompetensi itu penting jangan lupa. Jumlah orang kan sedikit di sini, jadi satu orang ini banyak sekali harus megerti segala hal," ungkap Fajar.
(hns/hns)