5 Penyebab Harga Emas Cetak Rekor

5 Penyebab Harga Emas Cetak Rekor

Soraya Novika - detikFinance
Sabtu, 25 Jul 2020 08:00 WIB
Pegawai BNI Syariah Rasuna Said Jakarta menunjukan logam mulia emas Antam, Senin (10/10/2016).  Menurut catatan Antam, harga emas atau Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini stagnan di Rp 599.000/gram hari ini. Sementara harga pembelian kembali atau buyback dibuka naik Rp 1.000/gram.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Harga emas belakangan terus menunjukkan tren penguatan setiap harinya. Harga emas Antam pada perdagangan Jumat (24/7) kemarin tercatat menguat Rp 7.000 ke level Rp 984.000/gram. Nilai itu menjadi yang tertinggi setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Lalu, apa saja sih penyebab harga emas bisa sampai pecah rekor begitu?

1. Stimulus Uni Eropa

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhirnya, para pemimpin negara Eropa sepakat untuk menciptakan dana pemulihan US$ 858 miliar (€750 miliar) untuk membangun kembali ekonomi Uni Eropa dari hantaman virus Corona. Bila dirupiahkan dengan kurs dolar Amerika Serikat sebesar Rp 14.500, dana pemulihan ekonomi Uni Eropa ini jumlahnya mencapai Rp 12.441 triliun.

Kabar baik dari Benua Biru tersebut ternyata menjadi pemicu utama penguatan harga emas saat ini.

ADVERTISEMENT

"Harga emas memang dalam minggu ini memang lagi bagus, sangat wajar kalau harga emas itu bagus karena terimbas dari stimulus yang diterapkan oleh Bank Central Eropa sebesar €750 miliar, sehingga ini mengakibatkan dampak yang positif buat safe haven," ujar Analis Emas sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada detikcom, Jumat (24/7/2020).

Apalagi, dari total anggaran stimulus tersebut, US$ 446 miliar di antaranya akan disalurkan sebagai hibah kepada negara-negara Uni Eropa yang paling terpukul ekonominya. Sisanya disediakan sebagai pinjaman.

2. Perpanjangan Stimulus Tunjangan Pengangguran AS

Di sisi lain, ada kabar baik lain dari Amerika Serikat (AS) yang juga memberi dampak positif kepada harga emas yakni terkait stimulus tunjangan pengangguran. Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah berencana mengakhiri program tunjangan pengangguran yang diluncurkan setelah merebaknya virus Corona (COVID-19). Pemberian tunjangan tersebut dijadwalkan berakhir setelah 31 Juli mendatang.

Namun, kini ada upaya untuk memperpanjang program tunjangan pengangguran tersebut dan telah diajukan tambahan stimulus sebesar US$ 1 triliun. Bila disetujui, bukan tidak mungkin harga emas akan melambung tinggi dari harga saat ini.

"Biasanya pemerintah AS itu sekarang sedang menggodok di kongres minta persetujuan kongres untuk meminta tambahan tunjangan sebesar US$ 1 triliun. Nah kalau di minggu depan disetujui oleh Kongres dan Senat AS, ini harga emas ini akan melambung, bisa saja ke level US$1.950-an/troy ons," sambungnya.

3. Kekhawatiran akan Gelombang Kedua COVID-19

Selain kedua hal tersebut, faktor lainnya yang turut mempengaruhi ialah terkait kekhawatiran akan gelombang kedua COVID-19.

"Faktornya sih, karena kekhawatiran akan COVID-19 itu masih ada ya," kata Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra.

4. Ribut-ribut AS vs China

Kemudian pengaruh lainnya adalah dari memanasnya kembali hubungan bilateral AS dan China. Untuk diketahui, baru-baru ini China kembali memberi ultimatum bahwa mereka akan bakal membalas aksi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menutup salah satu konsulatnya di Negeri Paman Sam tersebut.

China mengatakan langkah AS menutup konsulatnya di Houston minggu ini telah sangat merusak hubungan keduanya dan memperingatkan AS, mereka bakal membalas perbuatan tersebut.

"Soal memanasnya hubungan AS dan Tiongkok, dua ini itu kaitannya dengan perlambatan pemulihan ekonomi," sambungnya.

5. Pelemahan Dolar AS

Selain itu, pelemahan dolar AS juga turut mengambil peran. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sejak dua hari lalu terus mengalami pelemahan. Dua hari lalu berada di level Rp 14.600, kemarin di level Rp 14.572, hari ini, melemah lagi menjadi Rp 14.513.

"Dua hari terakhir terjadi pelemahan dolar AS karena pasar khawatir pemulihan ekonomi di AS akan terhambat karena tingginya kasus COVID-19 di sana," pungkasnya.



Simak Video "Antrean Beli Emas di Butik Antam Pulogadung Membludak!"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads