Sederet Ritel yang Bangkrut Gara-gara Hantaman Corona

Terpopuler Sepekan

Sederet Ritel yang Bangkrut Gara-gara Hantaman Corona

Anisa Indraini - detikFinance
Sabtu, 25 Jul 2020 22:45 WIB
jcpenney
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Beberapa ritel yang menjadi kekuatan pusat perbelanjaan di Amerika Serikat (AS) mengajukan kebangkrutan gara-gara merebaknya Corona (COVID-19). Ritel itu antara lain J.Crew, Brooks Brothers dan perusahaan induk New York & Co. RTW Retailwinds, Neiman Marcus, J.C. Penney dan Stage Stores.

Selain itu ritel di sektor kesehatan yakni GNC dan perlengkapan dapur seperti Sur La Table. Daftar ini diprediksi akan terus bertambah.

Mengutip CNBC Senin (20/7/2020), ritel yang bangkrut itu adalah penyewa di mal dengan toko yang besar. Sementara pemiliknya seperti Simon Property Group, tinggal duduk manis terima uang. Pada 29 Juni, Simon melaporkan memiliki harta sekitar US$ 8,5 miliar atau setara Rp 124,1 triliun (kurs Rp 14.600/US$) termasuk sekitar US$ 3,5 miliar atau Rp 51,1 triliun uang tunai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simon yang merupakan pemilik mal terbesar di AS telah bekerja sama dengan perusahaan pakaian Authentic Brands Group (ABG) untuk menyuntik dana Brooks Brothers agar bisa melewati kebangkrutan.

Pinjaman US$ 80 juta yang disebut sebagai Sparc LLC (terdiri dari Simon dan ABG) diberikan tanpa bunga. Namun tawaran pinjaman mengharuskan merek Brooks Brothers digunakan sebagai jaminan bagi kreditur. Jika terjadi likuidasi Brooks Brothers, Sparc akan menyimpan kekayaan intelektual.

ADVERTISEMENT

ABG dan Simon juga telah mengajukan tawaran sebesar US$ 191 juta untuk aset produsen denim Lucky Brand yang bangkrut. ABG, Simon dan pemilik mal Brookfield Properties juga telah menjajaki akuisisi department store Penney karena bangkrut. Ketiganya sebelumnya bersatu untuk menyelamatkan toko fesyen jadi Forever 21, yang bangkrut pada September 2019 dengan diberi suntikan senilai US$ 81 juta.

Masa depan Penney dinilai masih ada harapan. Sampai minggu ini, perusahaan terus mengeluarkan rencana di pengadilan dengan pemberi pinjaman. Hal itu membuatnya memiliki waktu hingga 31 Juli untuk mengevaluasi pembeli potensial untuk bisnisnya, dalam upaya untuk menghindari likuidasi.

Kepala Eksekutif ABG Jamie Salter mengatakan Penney sebagai merek yang layak diselamatkan. Begitu juga dengan Brooks Brothers.

"ABG sudah memiliki banyak pengecer yang sudah tidak ada lagi termasuk Barneys New York, Nautica, Nine West dan Juicy Couture. Bermitra dengan seseorang seperti Simon menambah keahlian di bidang real estate, di samping lisensi merek dan manufaktur pakaian," kata Salter.




(hns/hns)

Hide Ads