Perusahaan perencana keuangan Jouska Indonesia diduga melakukan pelanggaran karena mengelola dana dari kliennya. Padahal perizinan perusahaan hanya untuk pendidikan dan edukasi masyarakat.
Eks klien yang namanya tak ingin disebutkan menceritakan kronologi saat dirinya ditawarkan oleh pihak Jouska untuk pengelolaan dana. "Saya tahu Jouska dari acara yang diisi mas Aakar, saya lihat mereka profesional dan saya percaya lalu saya ditawarkan oleh advisornya," kata dia dalam sebuah video yang dikirimkan ke Asosiasi Perencana Keuangan, dikutip Selasa (27/7/2020).
Dia mengungkapkan setelah ia bergabung dengan Jouska, dirinya diminta untuk menyetorkan dana ke rekening yang telah dibuatkan oleh Jouska. Setelah itu dana yang telah disetorkan digunakan untuk pembelian saham oleh advisor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut terjadi selama satu tahun. Namun ada yang janggal menurut dia, karena seluruh pembelian saham yang dilakukan tak pernah diinformasikan kepada dirinya. "Saya tidak diberi tahu, semua kontrol ada di mereka. Suatu saat ada akun saya dibelikan saham seperti TLKM, UNVR dan terakhir LUCK," jelasnya.
Baca juga: Jouska Rusak Citra Perencana Keuangan |
Dia menyebut masih rutin menyetorkan sisa gajinya kepada Jouska dan advisor masih terus membeli saham LUCK hingga 100%. "Sampai 100% di LUCK semua, saya tanya ini saham apa? Mereka jawab ini bagus dan premium, Jouska kenal pendirinya jangan takut. Memang saat itu sempat naik 100% tapi tidak pernah saya take profit, kalaupun take profit ya dibelikan lagi," jelasnya.
Hingga suatu ketika saham LUCK jatuh dan uang di rekeningnya tinggal Rp 15 juta. Saat itu Jouska hanya meminta dirinya menunggu dan meyakinkan jika saham tersebut akan kembali naik karena saham tersebut masih bagus.
Seluruh pembelian saham tidak pernah dikonsultasikan kepada pemegang rekening. "Saya merasa sangat percaya pada Jouska dan mas Aakar, mereka terlihat baik sekali tapi sekarang seluruh hasil kerja keras saya hilang begitu saja," ujarnya.
Setelah kejadian tersebut, dia berkali-kali menghubungi pihak Jouska, namun hanya permohonan tunggu yang diterima. Padahal uang tersebut akan digunakan untuk membangun rumah orang tuanya.
"Mereka tidak ada penyelesaian, saya sudah tidak tahu lagi harus gimana. Saya menuntut keadilan lah, Mereka dengan mudahnya menghilangkan uang yang saya kumpulkan. Bahkan mereka masih minta saya untuk menyetorkan dana untuk recovery," imbuh dia.
(kil/fdl)