Ekonom Chatib Basri menilai pemerintah harus memperluas cakupan bantuan langsung tunai (BLT) demi membantu masyarakat yang ekonominya terdampak Corona. Dia juga mengusulkan BLT diperbesar menjadi Rp 1 juta per keluarga penerima manfaat.
"Perluas cakupannya, jangan hanya yang miskin dan nilainya Rp 1 juta," kata Chatib dalam acara Mid-Year Economic Outlook 2020 via virtual, Selasa (28/7/2020).
Perluasan cakupan pemberian BLT, kata Chatib dikarenakan masih banyak masyarakat khususnya yang berada di pelosok negeri belum mendapat. Dia memperkirakan ada sekitar 30 juta rumah tangga yang ekonominya terdampak COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai skema penyalurannya, Mantan Kepala BKPM periode 2012-2013 ini menilai BLT lebih efektif dibanding program bantuan sosial (bansos). Selain itu, BLT bisa langsung dimanfaatkan oleh keluarga penerima untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Jadi kenapa pesta perkawinan efektifnya kasih uang. Sebab yang paling gampang cash transfer," kata mantan Menteri Keuangan (Menkeu) itu.
Perlu diketahui hingga 4 Juli 2020, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) menyalurkan bantuang langsung tunai (BLT) dana desa sebesar Rp 8,3 triliun. Dana itu disalurkan bertahap selama tiga bulan untuk jutaan keluarga penerima manfaat di Indonesia.
"Hingga 4 Juli 2020, sebanyak Rp 8,3 triliun BLT Dana Desa telah disalurkan," kata Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar dalam orasi ilmiahnya saat menerima gelar Doktor Honoris Causa di UNY, Sabtu (11/7/2020).
Untuk bulan pertama, kata Halim, telah tersalur di 71.395 desa, mencakup 7,59 juta keluarga penerima manfaat, dengan nilai bantuan Rp 4,56 triliun. Kemudian BLT Dana Desa bulan kedua tersalur di 49.137 desa, mencakup 4.952.952 keluarga senilai Rp 2,9 triliun. BLT Dana Desa bulan ketiga tersalur di 13.822 desa, mencakup 1.252.703 keluarga, senilai Rp 752 miliar.
(hek/hns)