Selama pandemi virus Corona (COVID-19), pendapatan atau omzet pedagang di pasar tradisional anjlok 20-30%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat dan pengurangan aktivitas di luar rumah untuk mencegah panyebaran COVID-19.
"Selama pandemi COVID-19 pasar rakyat mengalami penurunan omzet sekitar 20-30%. Hal itu kami juga langsung bertanya kepada para pedagang, memang selama pandemi COVID-19 ini memang pedagang rata-rata mengalami penurunan antara 20-30% dibandingkan sebelumnya," ungkap Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto dalam diskusi virtual bersama awak media, Rabu (29/7/2020).
Padahal, sebelum pandemi Corona, khususnya di pasar-pasar tradisional yang sudah direvitalisasi sempat mengalami lonjakan omzet rata-rata 20%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum dibandingkan sebelum direvitalisasi dengan sesudah, pasar rakyat mengalami peningkatan omzet rata-rata di atas 20%, bahkan ada yang sampai 100% kalau dibandingkan sebelum adanya revitalisasi pasar rakyat," terang Suhanto.
Demi mencegah penurunan semakin dalam akibat Corona, Kemendag mempertemukan pedagang pasar rakyat dengan aplikator ojek online (ojol) untuk melayani pembelian produk-produk di pasar melalui aplikasi.
"Kami juga fasilitasi untuk mempertemukan antara pasar rakyat yg sudah tertata dengan baik, dengan ada pandemi COVID-19 ini mempertemukan dengan Grab dan Gojek. Dan alhamdulillah sekarang beberapa pasar sudah menjalin komunikasi, dan dengan pandemi COVID-19 ini mengurangi pertemuan pedagang di pasar mereka bisa bertransaksi online," tutup Suhanto.
(dna/dna)