Ia mengatakan, tokonya kini fokus menjual pakaian untuk siswa-siswi pesantren karena tak ada lagi yang membeli peralatan haji dan umroh.
"Kita jual pakaian ihram, gamis, sepatu haji. Tapi karena haji dan umroh batal jadi nggak ada yang beli. Sekarang paling jual pakaian anak laki-laki, kayak celana. Lagi ramai ke pesantren soalnya," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasib itu juga dialami oleh seorang pedagang air zam-zam, kurma, dan suvenir haji yang bernama Deden Hajri.
"Kondisi seperti ini kita tahu semua karena pandemi Corona ini belum selesai, ya beginilah. Semuanya serba turun drastis. Kalau ngomongin ekonomi jelas kita kena imbasnya. Apalagi kita yang jualan oleh-oleh. Sudah haji nggak ada, umroh belum tentu ada, ya dampaknya otomatis," jelas Deden ketika ditemui detikcom.
Tak hanya Deden, Yoga yang juga menjual oleh-oleh haji dan umroh di samping gedung Blok B Tanah Abang, atau tepatnya di dekat Masjid Jami Al Ma'mur juga membenarkan hal tersebut. Ia pun mengaku sejak membuka tokonya pada pukul 07.30 WIB tadi baru menerima sekitar 2 pembeli.
"Pembelinya pasti jauh beda kalau dibandingkan tahun lalu. Oleh-oleh haji nggak ada yang belanja lagi, kayak suvenir cangkir-cangkir begitu. Paling yang belanja itu beli kurma, air zam-zam paling beli 1 liter. Kalau yang 5 liter sudah nggak ada sama sekali yang beli," ungkap Yoga ketika ditemui detikcom di kawasan Pasar Tanah Abang.
Simak Video "Video: Dear Jemaah Haji, Perhatikan Berat Koper saat Pulang ke Tanah Air"
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)