Melemahnya dolar AS pun mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang mendekati rekor terendah sekitar 0,6%. Itu ikut memicu orang-orang lebih melirik emas dan perak sebagai gantinya.
Ditambah adanya kekhawatiran tentang meningkatnya pelemahan ekonomi global dan bertambahnya kasus COVID-19 di AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa investor tampaknya juga melihat kemungkinan inflasi yang lebih tinggi. Diperkirakan triliunan dolar pinjaman dari Fed dan beban utang tambahan yang dikeluarkan pemerintah AS untuk program stimulus COVID-19 dapat semakin melemahkan mata uang Paman Sam.
"Debasement dan akumulasi utang saat ini menabur benih untuk risiko inflasi masa depan meskipun risiko inflasi tetap rendah hari ini," kata ahli strategi di Goldman Sachs dalam sebuah laporan minggu ini.
Bank sekarang berpikir emas akan mencapai US$ 2.300 dalam 12 bulan ke depan, sementara perak akan melonjak ke US$ 30.
Simak Video "Antrean Beli Emas di Butik Antam Pulogadung Membludak!"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/hns)