Nasib Ngenes Pedagang Pernak-pernik Haji di Tengah Pandemi

Nasib Ngenes Pedagang Pernak-pernik Haji di Tengah Pandemi

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 31 Jul 2020 10:00 WIB
Pedagang kurma, air Zam-Zam dan aneka oleh-oleh haji di Tanah Abang Jakarta, Senin (22/9). Pedagang di salah satu toko penjual oleh-oleh haji mengaku menambah persediaan berbagai macam oleh-oleh haji untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pada musim ibadah haji.
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta -

Batalnya perjalanan haji dan umroh di tahun 2020 ini akibat pandemi virus Corona (COVID-19) langsung 'menampar' para pedagang pernak-pernik dan peralatan haji di Pasar Tanah Abang. Bahkan, para pedagang mengaku untuk produk pernak-pernik dan peralatan haji kini nihil pembeli.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu pedagang suvenir haji, kurma, air zam-zam, dan sebagainya yang bernama Yoga.

"Pembelinya pasti jauh beda kalau dibandingkan tahun lalu. Oleh-oleh haji nggak ada yang belanja lagi, kayak suvenir cangkir-cangkir begitu. Paling yang belanja itu beli kurma, air zam-zam paling beli 1 liter. Kalau yang 5 liter sudah nggak ada sama sekali yang beli," ungkap Yoga ketika ditemui detikcom di kawasan Pasar Tanah Abang, Kamis (30/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yoga yang berjualan di samping gedung Blok B Tanah Abang itu mengaku penjualannya turun drastis dari per hari Rp 15-25 juta, kini hanya Rp 1-5 juta atau menurun sekitar 80%.

"Omzetnya tahun kemarin sehari Rp 15-25 juta, paling sedikit itu sehari Rp 5 juta. Kalau sekarang paling Rp 1-2 juta, kadang dapat Rp 5 juta itu mentok," ujar Yoga.

ADVERTISEMENT

Tak kalah miris, Deden Hajri yang juga menjual produk-produk yang sama dengan Yoga di kios yang letaknya tak jauh, yakni di samping gedung Blok B Tanah Abang, dekat Masjid Jami Al Ma'mur mengaku penjualannya anjlok.

"Bisa dikatakan omzet turun sampai 70%. Sekarang paling yang beli nominal real paling tinggi Rp 500.000, ya buat makan saja. Kalau lagi normal walaupun saya kecil-kecilan begini bisa Rp 4-5 juta sehari, apalagi kalau borongan," terang Deden ketika ditemui detikcom.

Begitu juga dengan kondisi toko yang menjual pakaian haji dan umroh, yakni toko Vinda yang terletak di lantai SLG Blok B Tanah Abang. Pedagang toko tersebut yang bernama Sunarto sampai merombak habis penataan tokonya, dari biasanya memajang pakaian haji, kini hanya perlengkapan sholat.

"Nggak ada pembelian (peralatan) haji sama sekali. Kita malah ganti mukena total. Biasanya yang display itu alat hajian. Kita dari awal memang jual mukena juga. Tapi karena nggak ada pembeli untuk hajian jadi kita ganti mukena semua," kata Sunarto ketika ditemui detikcom di Blok B Tanah Abang.

Ia mengungkapkan, omzetnya turun lebih dari 50%.

"Nggak ada pembelian hajian sama sekali. (Turunnya) lebih dari separuhlah penjualan," kata Sunarto.

Begitu juga dengan kondisi di Toko Aulia, yang juga menjual pakaian haji dan umroh di lantai B1 Blok A Tanah Abang. Hinda, pegawai toko tersebut menceritakan, jumlah pembeli menurun drastis akibat haji dibatalkan.

"(Penjualan turun) separuh dari kemarin (sebelum Corona), parah. Karena keadaan kayak begini ya. Sudah begitu kita nggak jualan online. Jadi tutup full kemarin pas PSBB. Paling hanya langganan pesan lewat Whatsapp 1-2," tutup Hinda.




(dna/dna)

Hide Ads