Orang RI Masih Malas Naik Transportasi Umum, Keok dari Malaysia

Orang RI Masih Malas Naik Transportasi Umum, Keok dari Malaysia

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Rabu, 05 Agu 2020 13:34 WIB
Ada rekayasa jalur di proyek pembangunan flyover Jalan Jakarta, Kota Bandung, Jawa Barat. Akibatnya terjadi kepadatan arus lalu lintas di ruas jalan alteri di Jalan Jakarta, Jumat (3/7/2020) pagi.
Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa tingkat penggunaan angkutan umum di Indonesia masih minim. Dia memaparkan, pangsa angkutan umum di Jakarta, Bandung, dan Surabaya cuma 20%.

Dia menilai angka tersebut masih sangat jauh tertinggal dari kota-kota di negara tetangga. Mulai dari Kuala Lumpur di Malaysia dan di pusat kota Singapura.

"Menurut Bappenas, pangsa angkutan umum di Jakarta, Bandung, dan Surabaya masih 20%. Tertinggal dari Kuala Lumpur dan Singapura," ujar Budi Karya dalam webinar bersama SBM ITB, Rabu (5/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data yang dipaparkan Budi Karya sendiri, pangsa angkutan umum di Singapura, Hong Kong, dan Tokyo mencapai lebih dari 50%. Sementara itu, di Kuala Lumpur dan Bangkok tingkat penggunaan angkutan umumnya sebesar 20-50%.

Sementara itu menurut Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti mengatakan tingkat penggunaan transportasi umum di Jabodetabek ditarget 60% pada tahun 2029. Sampai tahun 2019 sendiri sudah mencapai 32%.

ADVERTISEMENT

"Salah satu indikator kinerja pengelolaan transportasi di Jabodetabek memang modal share, jadi orang yang menggunakan transportasi umum di tahun 2029 itu targetnya 60%, di 2019 tercapai 32%," papar Polana.

"Kemungkinan dengan adanya COVID akan turun lagi," lanjutnya.

Sementara itu, khusus di DKI Jakarta sendiri tingkat penggunaan kendaraan umum pada tahun 2019 mencapai 21,7%. Dia menargetkan bisa meningkat menjadi 30% di tahun 2020.

"Di Jakarta cuma 21,7% di tahun 2019, modal sharenya di 2022 target kami 30%," ujar Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo.

Angka 21,7% sendiri diambil dari catatan total 26,4 juta pergerakan perjalanan masyarakat per hari di Jakarta. Sementara itu, yang menggunakan angkutan umum ada 5,7 juta.




(zlf/zlf)

Hide Ads