Ekonomi RI Anjlok, Pengamat Ungkap Hoax Ajakan Rush Money di Bank

Ekonomi RI Anjlok, Pengamat Ungkap Hoax Ajakan Rush Money di Bank

das - detikFinance
Rabu, 05 Agu 2020 14:46 WIB
BUMN percetakan uang, Perum Peruri dibanjiri pesanan cetak uang dari Bank Indonesia (BI). Pihak Peruri mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi pesanan uang dari BI yang mencapai miliaran lembar. Seorang petugas tampak merapihkan tumpukan uang di cash center Bank Negara Indonesia Pusat, kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/10/2013). (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Foto: Rachman Haryanto

Menurutnya semua negara berpotensi mengalami resesi. Perbedaannya hanya masalah kedalaman dan kecepatan dalam pemulihannya. Negara-negara yang bergantung kepada ekspor akan mengalami tekanan yang lebih tinggi, sehingga kontraksi ekonomi akan jauh lebih dalam.

"Misalnya saja Singapura yang mengalami kontraksi ekonomi pada triwulan 2 hingga minus 41 persen. Di sisi lain, negara-negara yang tidak secara cepat merespon dampak wabah COVID, menyelamatkan perekonomiannya, berpotensi jatuh ke jurang krisis, yang artinya proses recovery akan berjalan lambat," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk Indonesia, Piter meyakini akan akan mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III dan IV diperkirakan negatif. Dengan demikian, apabila perkiraan ini benar-benar terjadi, maka Indonesia pada bulan Oktober nanti akan secara resmi dinyatakan resesi.

"Meskipun Indonesia nanti dinyatakan resesi, masyarakat tidak perlu panik. Sekali lagi resesi sudah menjadi sebuah kenormalan baru di tengah wabah. Hampir semua negara mengalami resesi. Yang lebih penting adalah bagaimana dunia usaha bisa bertahan di tengah resesi. Apabila dunia usaha bisa bertahan, tidak mengalami kebangkrutan, maka kita akan bisa bangkit Kembali dengan cepat ketika wabah sudah berlalu," tutupnya.

ADVERTISEMENT


(fdl/fdl)

Hide Ads