Penjelasan Lengkap STAN soal Isu Hoax Kampus Tutup karena Radikalisme

Penjelasan Lengkap STAN soal Isu Hoax Kampus Tutup karena Radikalisme

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Kamis, 06 Agu 2020 14:29 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani di STAN
Mahasiswa STAN/Foto: Hendra Kusuma/detikFinance

Selanjutnya Rahmadi mengatakan pihaknya menyiapkan berbagai program yang membangun wawasan kebangsaan dan toleransi. Pertama dengan menambahkan muatan sosio kultural dan wawasan kebangsaan dalam beberapa mata kuliah. Pihaknya juga sudah mendesain ulang mata kuliah Pancasila dan menyisipkan mata kuliah Bela Negara.

"Pertama intra kurikuler, kami mereview beberapa mata kuliah dan mempertajam isinya, sehingga kompetensi sosio kultural dan wawasan kebangsaan muncul. Kami bekerja sama dengan BPIP mendesain ulang mata kuliah Pancasila, kami juga menyiapkan mata kuliah Bela Negara bekerja sama dengan Lemhanas," ungkap Rahmadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya pun turut mengundang berbagai pihak mulai dari Kapolda Metro Jaya, Kepala BNPT, Kepala BPIP untuk memberikan materi kuliah mengenai persoalan radikalisme dan peningkatan wawasan kebangsaan.

Rahmadi juga mengatakan pihaknya merancang ulang mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi sebagai bagian dari bela negara untuk menanamkan integritas dan anti korupsi pada mahasiswa.

ADVERTISEMENT

Dari kegiatan di luar perkuliahan, pihaknya menyiapkan berbagai kegiatan yang memperkuat toleransi dan wawasan kebangsaan.

"Ada program SBKK atau seminggu bersama keluarga Kementerian keuangan mengenalkan toleransi melalui tindakan, menggunakan bulan Juni untuk melakukan berbagai festival Pancasila, melakukan berbagai kegiatan agama yang dimeriahkan mahasiswa lintas agama, melakukan berbagai kegiatan sosial lintas agama dan lintas daerah, dan sebagainya," papar Rahmadi.

Terakhir, Rahmadi menegaskan pihaknya akan tidak ingin terjebak dengan narasi dan tuduhan radikalisme di dalam kampus STAN. Untuk membuktikannya, pihaknya mengarahkan ke hal-hal yang positif.

"Jadi kami lebih memilih menjawab tuduhan dan isu dengan menunjukkan tindakan-tindakan yang sebaliknya. Energi yang ada kami arahkan kepada hal-hal positif dan kami tidak ingin terjebak dengan narasi pihak-pihak lain yang menyebutkan soal radikalisme ini," jelas Rahmadi.

Sebelumnya, dalam sebuah gambar yang beredar di media sosial, disebutkan bahwa kampus kedinasan Kementerian Keuangan ini ditutup karena radikalisme. Keterangan dari gambar itu menyebutkan bahwa kampus STAN ditutup dan tidak menerima mahasiswa baru.

"Gara2 isu radikalisme di kampus STAN, maka selama 4 tahun ke depan kampus itu ditutup dan tidak menerima mahasiswa baru. Rupanya sekarang mahasiswa yang rajin shalat dan pengajian di Masjid dianggap pemerintah sebagai embrio radikalisme shg membahayakan keamanan negara ... Semakin kacau aja nih pemerintah, main tuduh2 aja," bunyi keterangan dalam foto tersebut.



Simak Video "Video: Mereka yang Pertama Kali Menang di Golden Globes 2025"
[Gambas:Video 20detik]

(zlf/zlf)

Hide Ads