Satu lagi negara tetangga Indonesia jatuh ke jurang resesi. Negara itu adalah Filipina. Badan Pusat Statistik Filipina atau Philippine Statistics Authority (PSA) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 minus 16,5% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 (year on year/yoy). Lalu, pada kuartal sebelumnya negara ini mencatat kontraksi ekonomi minus 0,7%.
Filipina sendiri merupakan negara yang ditopang oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kontribusi UMKM terhadap perekonomiannya sangat besar.
Dilansir dari CNN Philippines, Kamis (6/8/2020), UMKM menguasai 99% dunia usaha di Filipina. Tak hanya itu, UMKM juga mempekerjakan 2/3 dari total tenaga kerja di Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Filipina Resmi Resesi! |
Sehingga, apabila keberlangsungan para UMKM terganggu, akan banyak korban pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berjatuhan. Implikasinya ialah semakin banyak orang yang jatuh miskin dan kelaparan.
Sementara, dari sisi sektoral, produk domestik bruto (PDB) Filipina ditopang oleh sektor pertanian, industri, dan jasa. Dilansir dari Statista, pada tahun 2019 sektor jasa berkontribusi paling besar yakni 61% terhadap PDB. Posisi kedua ditempati oleh sektor industri yakni 30,17%, dan pertanian 8,82% terhadap PDB.
Sementara, di kuartal II-2020 ini pertumbuhan sektor industri turun 22,9%, jasa juga turun 15,8%. Namun, hanya sektor pertanian yang tumbuh di angka 1,6%.
Jika dilihat dari sisi lapangan usaha, sektor yang tumbuh negatif dan berkontribusi besar terhadap kontraksi pertumbuhan ekonomi Filipina di kuartal II-2020 ialah manufakturing yang tumbuh -21,3%, konstruksi -33,5%, transportasi dan logistik -59,2%.
(dna/dna)