STAN Diisukan Tutup karena Radikalisme, Apa Kata Kemenkeu?

STAN Diisukan Tutup karena Radikalisme, Apa Kata Kemenkeu?

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Kamis, 06 Agu 2020 16:47 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani di STAN
Mahasiswa STAN/Foto: Hendra Kusuma/detikFinance
Jakarta -

Kementerian Keuangan buka suara soal kabar kampus Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN yang disebut tutup karena isu radikalisme. Kabar ini sempat ramai di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo mengatakan pihaknya tak pernah mengeluarkan kebijakan menutup kampus STAN. Dia pun menepis adanya isu radikalisme.

Dia menegaskan baik insan Kemenkeu dan juga civitas akademik STAN semuanya memiliki peran sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemenkeu tidak pernah mengeluarkan kebijakan penutupan STAN, apalagi dikaitkan dengan isu radikalisme. Kalau isu radikalisme sejauh ini tidak ada. Bu Menkeu menekankan, STAN dan insan Kemenkeu sebagai perekat pemersatu bangsa yang Bhineka," ungkap Yustinus kepada detikcom, Kamis (6/8/2020).

Menurutnya, peran PKN STAN di bawah Kemenkeu adalah untuk menghasilkan ahli keuangan negara. Dia menegaskan yang baru saja dilakukan Kemenkeu adalah memutuskan untuk menghentikan pendaftaran mahasiswa baru STAN tahun ajaran 2020.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, nasib pendaftaran di tahun depan masih dalam pembahasan.

"Kemenkeu sesuai tugas dan fungsi membawahi PKN STAN dalam konteks sekolah kedinasan untuk menghasilkan ahli keuangan negara. Yang kemarin dilakukan adalah moratorium PKN STAN 2020 dan untuk tahun-tahun selanjutnya masih dalam pembahasan," ungkap Yustinus.

Yustinus juga mengatakan soal upaya PKN STAN meningkatkan kompetensinya di tengah penutupan pendaftaran mahasiswa. Dia menyatakan saat ini STAN sedang membangun gedung baru dan meningkatkan level pendidikan.

"PKN STAN akan membangun gedung baru yang multifungsi dengan standar internasional dan juga meningkatkan level program studi ke D-IV dan S-2," kata Yustinus.

Sebelumnya, dalam sebuah gambar yang beredar di media sosial, disebutkan bahwa kampus kedinasan Kementerian Keuangan ini ditutup karena radikalisme. Keterangan dari gambar itu menyebutkan bahwa kampus STAN ditutup dan tidak menerima mahasiswa baru.

"Gara2 isu radikalisme di kampus STAN, maka selama 4 tahun ke depan kampus itu ditutup dan tidak menerima mahasiswa baru. Rupanya sekarang mahasiswa yang rajin shalat dan pengajian di Masjid dianggap pemerintah sebagai embrio radikalisme shg membahayakan keamanan negara ... Semakin kacau aja nih pemerintah, main tuduh2 aja," bunyi keterangan dalam foto tersebut.




(zlf/zlf)

Hide Ads