Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) 2020 diyakini dapat mendongkrak daya beli yang sempat merosot akibat pandemi COVID-19. Demi memaksimalkan hal tersebut, pemerintah perlu mengupayakan beberapa hal salah satunya lewat bantuan langsung tunai (BLT) dan keringanan pajak.
"Selain cash transfer pemerintah bisa berikan keringanan PPN dari 10% ke 5%. PPN ini merupakan pajak yang ditanggung konsumen setiap belanja di ritel. Harapannya dengan keringanan PPN, beban pengeluaran masyarakat jadi lebih ringan," ujar ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira kepada detikcom, Senin (10/8/2020).
Cara lainnya adalah dengan memberi subsidi ongkos kirim bagi masyarakat berbelanja di marketplace. "Yang berikutnya lagi di beberapa negara seperti Malaysia itu sampai memberikan subsidi ongkos kirim sehingga ini bisa menjadi insentif bagi konsumen untuk berbelanja di marketplace," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal lain bisa dengan pemberian banyak kupon seperti kupon diskon makanan. "Di Jepang pemerintah menargetkan lansia, penduduk di daerah termiskin atau di zona merah COVID-19 misalnya dan penduduk yang memiliki keluarga. Kupon bisa dipakai di toko yang bekerja sama dengan pemerintah," tambahnya.
Terakhir, dengan memperbanyak ATM beras. Tujuannya agar kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi lebih dahulu barulah kebutuhan lain bisa digunakan untuk berbelanja selama HBDI.
"Atau cara lain dengan ATM Beras seperti yang dilakukan di Vietnam selama pandemi. Masyarakat miskin dan pengangguran yang terdampak pandemi bisa ambil beras di ATM sesuai kebutuhan," pungkasnya.
(ara/ara)