Belum Diizinkan Beroperasi, Nasib Pemilik Bioskop Kian Miris

Belum Diizinkan Beroperasi, Nasib Pemilik Bioskop Kian Miris

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 10 Agu 2020 13:41 WIB
Ilustrasi bioskop
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Pihaknya pun tetap harus menanggung tagihan listrik yang nilainya tidaklah kecil meskipun bioskop tak beroperasi. Biaya abonemen yang harus ditanggung untuk satu bioskop sekitar Rp 10-15 juta. Jika listrik tak dibayar maka akan dicabut oleh PLN.

"Iya kalau nggak (dibayar) dicabut listriknya, bayarnya ratusan juta lagi pasang yang baru ya kan. Itu abonemennya saja tuh. Itu baru (bioskop) yang independen lho. Kalau yang XXI kan lebih gede lagi listriknya. Itu satu," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum lagi pihaknya harus tetap membayar pegawai meskipun tak mendapatkan pemasukan akibat tutupnya bioskop. Ditambah perawatan bioskop harus tetap dijalankan secara rutin.

"Kondisi fisik kita jaga karena biar bagaimanapun gitu kan harta kita, kita jaga dong memang kita harus rawat. Kita ada petugas cleaning service, petugas operator, proyektor mesti dihidupin setengah jam atau berapa, setiap hari dipanasin," jelas Djonny.

ADVERTISEMENT

Namun untuk nilai kerugian seluruh bioskop di Indonesia selama tutup 5 bulan ini, dirinya tak bisa menyebutkan angkanya karena layar lebar merupakan bisnis yang sifatnya tertutup sehingga dapur keuangannya dirahasiakan oleh masing-masing pemiliknya.



Simak Video "Video: Menbud Fadli Zon Ungkap Indonesia Masih Kekurangan Layar Bioskop"
[Gambas:Video 20detik]

(toy/ara)

Hide Ads