Menurutnya agar pengusaha bioskop dapat terus beroperasi butuh banyak suplai film nasional maupun luar negeri. Pihaknya pun tidak diam saja. Dia mengatakan sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta agar bioskop bisa beroperasi kembali.
Dia mencatat bioskop sudah tutup sejak akhir Maret yang artinya sudah berjalan 5 bulan. Tak dapat disangkal itu membuat mereka rugi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya sudah pasti rugi lah, sudah rugi lah. Cuma kalau kita teriak rugi kan orang juga banyak yang rugi dari kita ya. Kita gentle saja lah, rugi sih pasti," sebutnya.
Pihaknya pun tetap harus menanggung tagihan listrik yang nilainya tidaklah kecil meskipun bioskop tak beroperasi. Biaya abonemen yang harus ditanggung untuk satu bioskop sekitar Rp 10-15 juta. Jika listrik tak dibayar maka akan dicabut oleh PLN.
Belum lagi pihaknya harus tetap membayar pegawai meskipun tak mendapatkan pemasukan akibat tutupnya bioskop. Ditambah perawatan bioskop harus tetap dijalankan secara rutin.
Djonny mengungkapkan pihaknya membutuhkan insentif dari pemerintah untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19. Menurutnya pemerintah harus adil kepada setiap pelaku usaha. Untuk itu pihaknya juga menginginkan ada insentif bagi industri bioskop.
"Itu jangan dipungut dulu pajak bioskopnya, pajak hiburannya selama satu tahun. Kita nggak cengeng kok, kita nggak minta duit, tolong keringanan kebijakan satu tahun jangan dipungut dulu. Itu (pajaknya) antara 10%, 15%, 20%, tergantung daerahnya, berbeda-beda," kata dia.
Dia berharap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bisa menyurati para kepala daerah agar memberikan keringanan tersebut.
"Kepada Menteri Dalam Negeri supaya buatkan surat edaran ke daerah-daerah ke Dinas Pendapatan Daerah supaya memberikan keringanan satu tahun jangan dipungut dulu pajak hiburan bioskop," sebutnya.
Keringanan pajak itu juga diharapkan bisa membantu pengusaha bioskop yang ketika beroperasi di masa kenormalan baru hanya bisa mengisi 50% kapasitas kursi.
"Jadi kan kalau dikasih keringanan itu satu tahun saja akan meringankan kita juga. Kenapa? Isi (penonton) kita kan juga nggak boleh penuh, separuh kalau nanti jadi jalan. Jadi 50% isinya," tambahnya.
Simak Video "Video: Menbud Fadli Zon Ungkap Indonesia Masih Kekurangan Layar Bioskop"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/ara)