Pemerintah berupaya mencegah tekanan ekonomi agar Indonesia tak masuk jurang resesi. Agar tak masuk resesi, pemerintah mengandalkan anggaran negara.
Sekretaris Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Raden Pardede mengatakan, dalam kondisi seperti ini, hanya fiskal pemerintah yang bisa berperan secara optimal.
"Memang dalam situasi krisis seperti ini bisnis yang berfungsi secara optimal adalah bisnisnya pemerintah. Bisnis pemerintah adalah fiskal. Kebijakan fiskal lah yang sangat berperan dan itu di mana-mana dilakukan seperti itu," katanya dalam teleconference, Senin lalu (10/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, swasta saat ini dalam kondisi hati-hati dalam membelanjakan uangnya bahkan cenderung menunda.
"Oleh karena itu, fiskal policy belanja pemerintah menjadi yang utama. Sudah akan digelontorkan Rp 695,2 triliun program pemulihan ekonomi nasional di samping program kementerian lembaga. Defisit kita kan hampir 6,3% PDB ini termasuk yang sangat besar sekali," ungkapnya.
Kemudian, dia bilang, sektor usaha yang masih bisa diandalkan saat ini ialah komunikasi, makanan minuman, perdagangan online, dan obat-obatan.
"Jadi itu yang kelihatannya bisa tetap kita dorong. Karena biar bagaimana pun orang ingin beli barang-barang yang utama," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Raden menerangkan, resesi adalah kondisi di mana ekonomi kontraksi dua kuartal berturut-turut. Dia bilang, dampak resesi ialah penciptaan lapangan kerja rendah hingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Biasanya itu dicoba dihindari kenapa, karena dia punya dampak psikologis yang tidak mudah, resesi, penciptaan tenaga kerja juga sangat rendah, bahkan gelombang PHK yang besar sekali. Jadi kata-kata R (resesi) itu yang kita coba hindari sekarang ini," terangnya.
Simak Video "Video Gibran: Indonesia Bisa Jadi Kekuatan Ekonomi Dunia Lewat Industri Halal"
[Gambas:Video 20detik]