Ada Koperasi Gagal Bayar, Teten Mau Bikin Lembaga Pengawas

Ada Koperasi Gagal Bayar, Teten Mau Bikin Lembaga Pengawas

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 13 Agu 2020 12:34 WIB
Menkop UKM Teten Masduki
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki/Foto: dok Kemenkop
Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut partisipasi masyarakat Indonesia dalam koperasi masih sangat kecil yaitu hanya 8,41% dari total jumlah penduduk. Sedangkan, rata-rata keanggotaan negara lain sudah mencapai 16,31%.

Salah satu penyebabnya adalah karena beberapa kali koperasi di Indonesia tersangkut kasus bayar. Kasus gagal bayar terbaru terjadi di Koperasi Hanson Mitra Mandiri milik PT Hanson International Tbk.

"Saat ini ada beberapa koperasi yang sedang kita awasi yaitu adanya koperasi yang gagal bayar. Ini beberapa aktivis koperasi merasa ini kok aneh ada gagal bayar. Tapi faktanya ada. Itu karena koperasi mengumpulkan uang dari anggota tapi diinvestasikan di luar kepentingan anggota, ini yang saya kira harus dihindarkan," ujar Teten dalam webinar, Kamis (13/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, koperasi yang ada selama ini belum dilengkapi penjamin seperti yang sudah ada di bank dan lembaga keuangan lainnya.

"Sekarang orang yang nyimpan uang di koperasi tidak dapat perlindungan. Sementara orang yang nyimpan di bank ada perlindungan, ada penjaminan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Demikian pula dengan pengawasannya masih terbilang sangat lemah. "Nah standar pengawasan koperasi juga masih lemah. Karena itu kalau ini tidak kita benahi ini koperasi tidak akan jadi pilihan orang untuk menaruh simpanan atau investasinya atau menjadi anggota koperasi," timpalnya.

Untuk itu, Teten berinisiatif ingin membentuk suatu lembaga pengawas seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang khusus mengawasi seluruh unit koperasi di Indonesia.

"Karena itu yang kini sedang kita pikirkan bagaimana ada lembaga penjaminan dan ada OJK-nya khusus koperasi," pungkasnya.

Partisipasi Koperasi Masih Kalah dari Negara Lain

Teten mengungkapkan jumlah partisipasi koperasi di Indonesia masih kalau jauh dari partisipasi di negara lain di seluruh dunia. Menurut Teten, sampai hari ini, Kamis (13/8) jumlah partisipasi masyarakat Indonesia yang berkoperasi masih sangat kecil yaitu hanya sebanyak 8,41% dari total jumlah penduduk RI.

"Kalau kita lihat datanya hari ini masih kecil partisipasi masyarakat untuk berkoperasi yaitu 8,41% dibandingkan dengan negara lain yang sudah mencapai 16,31%. Dibandingkan dengan dunia juga saya kira kecil ya yang berkoperasi," kata Teten.

Berdasarkan sektornya, koperasi sektor pangan dan sektor petani masih paling dominan dibanding sektor lainnya. Meski begitu, partisipasinya pun masih tergolong kecil dibanding negara lainnya.

"Jika kita melihat proporsi pelaku UMKM di Indonesia di sektor pangan misalnya 51,2% tapi kelembagaan ekonomi petani yang berbentuk koperasi itu ada sekitar 13.821 unit atau 11,23% dari total koperasi aktif. Jadi juga dari angka itu kelihatan masih kecil," tambahnya.

Sedangkan, dilihat dari jenisnya, koperasi simpan pinjam masih mendominasi.

"Dilihat dari jenis usaha yang dijalankan oleh koperasi saat ini didominasi oleh koperasi simpan pinjam baik itu yang unit usaha simpan pinjamnya, itu ada 59,9%," sambungnya.

Teten menyayangkan partisipasi koperasi belum mampu menyasar ke sektor riil. "Koperasi belum bergerak di sektor riil atau sektor riil belum menjadi andalan usaha dari koperasi," pungkasnya.


Hide Ads