Jakarta -
Oesman Sapta Odang alias (OSO) baru saja menerima tanda penghormatan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mendapat penghargaan berupa tanda kehormatan Bintang Mahaputra Utama.
OSO bukan satu-satunya pengusaha yang mendapat penghargaan. Ada dua pengusaha kaya raya lainnya yang pernah mendapatkan penghargaan serupa, yakni Dato Sri Tahir dan Mochtar Riady. Keduanya menerima bintang jasa pada 2015.
Mochtar Riady adalah pendiri Group Lippo. Pria kelahiran Malang pada 12 Mei 1929 silam ini memiliki istri bernama Suryawati Lidya dan dikarunia dua anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2018, Forbes mencatat harta kekayaan Mochtar Riady mencapai US$ 2,8 miliar atau setara Rp 41,44 triliun (kurs Rp 14.800).
Ia mengawali bisnis saat usianya 22 tahun dengan membuka toko sepeda dan kemudian akhirnya sukses melewati krisis 1997-1998. Riady menduduki urutan ke 791 orang terkaya di dunia tahun 2018. Saat ini ayah dari James dan Stephen Riady ini sudah berusia 91 tahun.
Anak Riady, Stephen memiliki usaha properti di Singapura. Kemudian John Riady saat ini menjalankan bisnis Lippo Group seperti MatahariMall, Bank Nobu dan perusahaan lain.
Gurita bisnis Riady memang besar, seperti properti, perusahaan media, rumah sakit, asuransi, bank, ritel hingga kedai kopi. Crazy Rich Surabayan adalah istilah untuk orang-orang kaya di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Sementara Dato Sri Tahir adalah putra asli Surabaya yang masuk 10 besar daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes tahun 2019. Tahir memiliki kekayaan hingga US$ 4,8 miliar atau setara dengan Rp 67,2 triliun (kurs Rp 14 ribu).
Pendiri Mayapada Group ini sukses mengelola perusahaan miliknya sejak puluhan tahun lalu. Perusahaannya meliputi sejumlah unit bidang usaha dari perbankan, TV berbayar, media cetak, properti, bahkan hingga ke rumah sakit.
Pria ini juga hobi bagi-bagi uang alias dermawan. Dia gemar menyumbangkan harta untuk kemanusiaan. Tak hanya di Indonesia, Tahir juga kerap menyumbang ke negara lain. Dia sering berkeliling dunia untuk menyalurkan bantuan. Bahkan, Tahir juga memiliki yayasan kemanusiaan yaitu Tahir Foundation.
Namun tak disangka, pria terkaya Indonesia itu dulunya seorang anak penyewa becak yang miskin. Pria kelahiran 26 Maret 1952 ini mengaku hidup dari keluarga tak mampu. Bahkan dia tinggal di rumah kontrakan di Surabaya.
Hingga mencapai kesuksesannya sekarang, Tahir mengaku tak pernah melupakan asal-usulnya sebagai seorang anak bandar becak. Bahkan, dirinya juga masih menyimpan foto-foto masa lalunya saat duduk di becak milik orang tuanya.
Soal sepak terjang bisnisnya, Tahir memulai kiprahnya di dunia usaha dengan merintis bisnis garmen. Dari situ lambat laun, Tahir merambah bisnis lain.
Dia mendirikan Mayapada Group yang didirikannya pada 1986, bisnisnya merambat hingga di bidang kesehatan. Bahkan Tahir juga masuk ke dunia media dengan mendirikan Forbes Indonesia. Bank Mayapada yang didirikan tahun 1990 menjadi salah satu andalan tahir untuk mengumpulkan pundi-pundi uang hingga kini.
Simak Video "Video: Pesan OSO di Bukber Hanura: Kita Dipilih Rakyat, Masyarakat Lebih Penting"
[Gambas:Video 20detik]