1,4 Juta Ton Beras Ditargetkan Bisa Terserap di Tengah Pandemi

1,4 Juta Ton Beras Ditargetkan Bisa Terserap di Tengah Pandemi

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 13 Agu 2020 22:15 WIB
Pekerja menata stok beras di Gudang Bulog Sub Drive  Serang, Banten, Jumat (3/4/2020). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menyatakan stok beras saat ini sebanyak 1,65 juta ton beras medium dan 170 ribu ton beras, cukup untuk  kebutuhan puasa hingga lebaran. Stok beras akan bertambah sekitar 1,7 juta ton lagi dari hasil serapan gabah petani pada puncak masa panen bulan April-Mei. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/pras.
Foto: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN
Jakarta -

Perum Bulog telah menyerap atau membeli beras dari petani sebanyak 836.000 toh. Hingga akhir tahun ini, Bulog menargetkan penyerapan 1,4 juta ton beras.

"Penyerapan gabah dan beras sampai dengan 12 Agustus kami secara nasional sudah menyerap 836.000 ton setara beras dari target 1,4 juta ton," ungkap Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh dalam webinar Sekolah Politik Indonesia, Kamis (13/8/2020).

Menurut Tri, penyerapan beras tetap berjalan lancar meski adanya penyebaran virus Corona (COVID-19). "Sekarang kami lagi menyerap hasil panen gadu, kami tetap all out di market," tegas dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, menurut Tri di panen kali ini harga beras yang dibeli Bulog dari petani jauh di atas atas acuan harga pembelian pemerintah (HPP), yaitu Rp 4.200 per kilogram (kg).

"Saat ini kami sedang menyerap panen gadu yang harganya jauh di atas HPP," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, penyerapan kali ini tak hanya dialokasikan untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP), tapi juga untuk stok komersial. "Akhirnya kami menyerap untuk komersial, tidak untuk CBP," terang dia.

Di luar itu, Bulog sedang mendorong pembangunan Rumah Pangan Kita (RPK) yang memungkinkan masyarakat memiliki warung sembako sebagai bagian dari jaringan pemasaran Bulog. Melalui program ini, menurut Tri ketersediaan pangan bisa digenjot hingga ke daerah-daerah kecil dengan harga yang terjangkau.

Ia menilai, RPK ini bisa jadi peluang bisnis bagi masyarakat di daerah, terutama yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Kami masih memiliki RPK. Ini adalah warung atau kios yang dimiliki masyarakat dengan binaan dari Bulog. RPK ini membantu masyarakat yang terkena PHK, kami support bahan-bahannya seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, gula. Kami bina untuk masyarakat," pungkasnya.




(hns/hns)

Hide Ads