Beberapa negara akan melarang penggunaan aplikasi asal China, TikTok. Larangan ini pun dikeluhkan oleh para pengguna di negara tersebut.
Seperti dikutip dari CNN, Jumat (14/8/2020), Jaya Lall pertama kali bergabung dengan TikTok pada awal Maret dengan membuat tayangan untuk ulang tahun temannya. Aplikasi video ini kemudian menjadi penting bagi dirinya saat tiga minggu kemudian India lockdown karena Corona.
Tak lama, ia mengunggah 9 video tentang menari dan lip sync lagu Hindi. Secara singkat ia bisa mengumpulkan 8.000 pengikut. "Saya tidak pernah berpikir bahwa saya bisa menyanyi, atau menari, atau membuat semua wajah ini," kata Lall.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 29 Juni lalu, pemerintah India tiba-tiba melarang TikTok dan sejumlah aplikasi lainnya. Hal itu merupakan buntut dari konflik perbatasan antara India dan China yang menewaskan sedikitnya 20 tentara. Aplikasi paling populer dari China yang dilarang termasuk platform perpesanan WeChat dan situs media sosial Weibo.
Lall mengungkapkan, larangan itu menghilangkan sesuatu yang positif dalam hidupnya.
"Anda lupa waktu. Berjam-jam berlalu, Anda tidak menyadarinya. Sangat menyenangkan. Kami masih berharap TikTok akan kembali," ungkapnya.
Hal ini juga menjadi sebuah tanda bagi Amerika Serikat (AS). Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan tindakan serupa saat dia meningkatkan pertempuran jangka panjangnya dengan China atas teknologi dan keamanan. Trump telah menandatangani perintah eksekutif pekan lalu yang akan melarang TikTok dalam 45 hari jika tidak menemukan pembeli AS.
Berita tentang kemungkinan larangan membuat TikTok Amerika menjadi heboh dan membuat penggunanya mencari tahu bagaimana mereka dapat mengalihkan pengikut mereka ke aplikasi lain seperti Instagram atau YouTube.
Simak Video "Video: Banyak HP yang Terinstal TikTok Dijual di AS"
[Gambas:Video 20detik]