Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan merilis program bantuan Rp 600 ribu buat pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta pada Kamis 27 Agustus. Hal itu disampaikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.
Namun dari 15,7 juta calon penerima bantuan BLT BPJS Ketenagakerjaan, yang akan mendapatkan kucuran bantuan lebih dahulu adalah 2,5 juta pekerja sesuai data yang sudah diserahkan BPJS Ketenagakerjaan ke Kementerian Ketenagakerjaan. Hal itu pun ditanyakan oleh anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay, sebab tidak ditransfer langsung ke semua calon penerima.
"Ini dijelaskan oleh Bu Menteri (Menaker) data yang baru diserahkan itu jumlahnya 2,5 juta. Kita butuh 15,7 juta, tapi Pak Dirut (BPJS Ketenagakerjaan) baru menyerahkan 2,5 juta. Pertanyaan saya kenapa data ini masih dicicil kayak gini?," katanya dalam rapat kerja di Komisi IX DPR RI, Rabu (26/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rapat tersebut dihadiri Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Agus Susanto.
Dalam paparannya, Agus sudah memberi penjelasan kenapa penyaluran bantuan Rp 600 ribu tidak dilakukan secara serentak.
"Sesuai koordinasi kami dengan Kementerian Ketenagakerjaan, kita serahkan secara bertahap dengan tujuan ini kita terapkan prinsip kehati-hatian," ujarnya.
Selain itu, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan melakukan re-checking atau monitoring dan evaluasi untuk penyaluran bantuan tahap berikutnya. Tujuannya agar program itu benar-benar berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Bahlil Bakal Buat Regulasi soal Pengeboran Sumur Minyak Rakyat"
[Gambas:Video 20detik]