Peluang RI Ekspor Pangan di Tengah Pandemi

Peluang RI Ekspor Pangan di Tengah Pandemi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 26 Agu 2020 22:30 WIB
Muncul dorongan agar mekanisme musyawarah aklamasi dikedepankan di Munas demi kondusivitas internal Golkar.
Wamendag Jerry Sambuaga (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Indonesia punya peluang ekspor di bidang pangan. Peluang ekspor tidak hanya terbatas pada mi instan hingga kopi.

"Sangat banyak sekali jenis bahan pangan yang kita hasilkan. Semuanya bisa saja di ekspor. Jadi bukan hanya terbatas pada mie instan, kakao atau kopi, tetapi semua produk pangan bisa saja diekspor," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam keterangannya, Rabu (26/8/2020).

Menurut Jerry, jenis pangan Indonesia sangat beragam mulai dari padi-padian, ikan, kacang-kacangan hingga sagu-saguan. Kuncinya, kata dia, adalah inovasi dalam semua aspek baik pengolahan, pemasaran, kemasan dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pengolahan, sebuah produk harus mengikuti standard-standar yang diterapkan oleh negara sasaran ekspor. Sebuah negara bisa saja menetapkan standar kesehatan, ekologis dan sebagainya yang harus dipenuhi oleh pengimpor.

Dalam pemasaran, pendekatan-pendekatan marketing harus dilakukan secara komprehensif mulai dari pameran, business matching, iklan dan seterusnya. Sementara, dalam pengemasan juga harus bisa memenuhi standard dan ekspektasi konsumen agar menarik serta meningkatkan nilai tambah.

ADVERTISEMENT

Jerry mengatakan, Kementerian Perdagangan memberikan fasilitasi bagi inovasi-inovasi dalam pengembangan produk ekspor.

"Sesuai dengan tupoksi kami, bahwa dalam hal ekspor kita ini ada di hulu. Untuk produksi atau di hulu, ada di kementerian lain seperti Kementerian Perindustrian, Pertanian, KemenkopUKM dan sebagainya. Kami memberikan fasilitasi dalam pemasaran dan kemudahan-kemudahan perdagangan lainnya," tambahnya.

Ia juga menuturkan, hal penting lainnya dalam menunjang perdagangan ialah perjanjian dagang.

"Perjanjian perdagangan itu penting sekali dalam memperluas akses produk-produk Indonesia, termasuk produk pangan, baik yang mentah maupun sudah olahan. Dengan perjanjian perdagangan tarif masuk produk dari Indonesia akan diberikan keringanan atau bahkan bisa nol persen. Nah dari situ secara harga kita bersaing," ucapnya.

Menurut Jerry, sudah banyak perjanjian perjanjian perdagangan yang diselesaikan. Oleh karena itu ia berharap para produsen Indonesia memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang dihasilkan dari perjanjian perdagangan itu.

"Kami punya 5 FTA-Center (Free Trade Area Center). Di sana para produsen bisa berkonsultasi mengenai bagaimana sebaiknya dalam melakukan ekspor, bagaimana mekanismenya dan sebagainya," tutupnya.




(acd/dna)

Hide Ads