Organda Minta Tol Tidak Ditutup Jika Jadi Dilewati Sepeda

Organda Minta Tol Tidak Ditutup Jika Jadi Dilewati Sepeda

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 05 Sep 2020 19:18 WIB
Polemik ruas Jalan Tol Lingkar Dalam Kota sebagai lintasan sepeda terus bergulir. Bahkan, para pehobi road bike menolak wacana tersebut.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Safruan Sinungan merespons pertimbangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atas usulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sepeda melintas di jalan tol.

Menurut Safruan, jika Jalan Tol ruas Cawang-Tanjung Priok sisi barat harus ditutup setiap hari Minggu pukul 06.00-09.00 WIB, maka akses transportasi umum darat akan berkurang.

Oleh sebab itu, menurutnya jika sepeda diizinkan melintas, sebaiknya jalan tol tidak ditutup. Ia menyarankan, disediakan 1 lajur yang diberikan pembatas untuk sepeda. Sehingga, kendaraan roda empat masih bisa melintas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir jalan tolnya nggak perlu ditutup seperti yang digunakan untuk contra flow. Tetapi itu tetap harus ada pengawasan dari Kepolisian dan Dinas Perhubungan supaya sepeda tidak boleh keluar dari garis pembatas itu," terang Safruan kepada detikcom, Sabtu (5/9/2020).

Meski begitu, jika harus ditutup pun operasional transportasi umum darat tak akan terlalu terganggu. Pasalnya, pada hari Minggu pagi aktivitas relatif sepi.

ADVERTISEMENT

"Kalau transportasi umum masuk tol kan kira-kira hanya bus dan taksi. Nah itu sih tak akan mengganggu apalagi hanya hari Minggu. Mungkin menurut kajian kalau hari Minggu dari Cawang-Tanjung Priok itu kan relatif sepi," urainya.

Namun, menurutnya ketentuan ini harus disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan jalan tol.

"Nah hanya memang apakah itu menurut UU jalan tol memungkinkan atau tidak, itu persoalannya," pungkasnya.

Sebagai informasi, saat ini Kementerian PUPR sedang mengkaji permintaan Anies terkait road bike atau sepeda balap bisa menggunakan Jalan Tol Cawang-Tanjung Priok sisi barat setiap hari Minggu pukul 06.00-09.00 WIB.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menegaskan, jika pesepeda nantinya bisa melintas di jalan tol maka ada pertimbangan kuat jalan tol tersebut harus ditutup.

Namun, pertimbangan itu masih didiskusikan oleh sejumlah stakeholder terkait. "Ya tolnya harus ditutup kan. Makanya kenapa harus ditutup tentu ada hal-hal lain yang harus dilihat," ujar Hedy ketika dihubungi detikcom, Jumat (4/9/2020).




(hns/hns)

Hide Ads