Bikin AS Terusik, Uni Eropa Ingin Amazon cs Bayar Pajak Lebih

Bikin AS Terusik, Uni Eropa Ingin Amazon cs Bayar Pajak Lebih

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 05 Sep 2020 21:56 WIB
Uni eropa
Uni Eropa/Foto: Kementerian ESDM
Jakarta -

Raksasa platform digital dinilai harus membayar pajak dengan jumlah yang adil di Eropa. Pasalnya, mereka adalah 'pemenang nyata' dalam situasi pandemi Virus Corona ini karena mendapatkan keuntungan besar.

"Raksasa platform digital adalah pemenang sebenarnya dari krisis ini, dari sudut pandang ekonomi," kata Paolo Gentiloni, Komisaris Uni Eropa untuk ekonomi dan perpajakan, kepada CNBC.com, dikutip Sabtu (5/9/2020)

Komentar Gentiloni ini muncul di tengah keretakan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Uni Eropa rencana pengenaan pajak terhadap perusahaan seperti Apple, Alphabet, dan Amazon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah masalah besar," tutur Gentiloni yang juga mengakui kesulitan dalam mengatasi perbedaan dengan Amerika Serikat.

Di sisi lain mantan Perdana Menteri Italia itu menegaskan tidak mungkin lagi para raksasa teknologi yang menjadi pemenang di tengah krisis saat ini, tidak membayar pajak dalam jumlah yang adil di Eropa.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, Pada 2018, Uni Eropa mengusulkan pungutan digital sebesar 3%, dengan alasan bahwa sistem pajak perlu diperbarui untuk era digital. Namun Pemerintah Amerika Serikat mengatakan pajak digital tidak adil karena berdampak secara tidak proporsional terhadap perusahaan-perusahaan Amerika.

Saat itu, menurut Uni Eropa perusahaan digital rata-rata membayar tarif pajak efektif 9,5%, lebih kecil dibandingkan pajak untuk bisnis pada umumnya yang sebesar 23,2%.

Namun, setelah pandemi Covid-19, perusahaan digital raksasa mendapat banyak keuntungan karena banyak konsumen mengandalkan mereka untuk teleworking, berbelanja, dan tetap terhubung satu sama lain.

"Kita semua mengalami ini dalam hidup kita sendiri," ujar Gentiloni.

Langsung klik halaman selanjutnya.

Sementara itu, pemerintah Uni Eropa sangat membutuhkan dana tambahan, dan mengenakan pajak baru adalah salah satu cara utama untuk mencapai hal ini. Dalam konteks ini, Uni Eropa ingin mengusulkan pajak digital baru pada 2021.

"Jika kami tidak mendapatkan hasil yang layak di tingkat global, Komisi Eropa akan keluar tahun depan dengan proposal kami sendiri," kata Gentiloni.

Menyikapi keputusan Uni Eropa, pihak Amerika Serikat menarik diri dari pembicaraan pada bulan Juni, dengan kata lain kemajuan yang ingin dicapai dari pembicaraan tersebut diragukan bisa tercapai.

Gentiloni menambahkan sebenarnya sudah ada kemajuan di tingkat teknis, cuma agenda pemilihan presiden mendatang di Amerika Serikat bakal mempengaruhi kelangsungan proses pembicaraan tersebut.

"Kami berada dalam tahun pemilihan di AS dan saya pikir ini juga memiliki pengaruh, meskipun demikian, Uni Eropa mendesak perlunya solusi global," tutur Gentiloni.



Simak Video "Video: UE Serukan Deeskalasi Konflik Israel-Iran, Ungkit Bahaya Bom Nuklir"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads