PT Inti Ternyata Nunggak Gaji Karyawan Sejak Mei 2019

PT Inti Ternyata Nunggak Gaji Karyawan Sejak Mei 2019

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 10 Sep 2020 10:47 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Perusahaan pelat merah PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)/Inti dilaporkan menunggak gaji karyawan. PT Inti ternyata telah nunggak pembayaran gaji sejak Mei 2019.

Direktur Utama PT INTI (Persero) Otong Iip menegaskan bahwa pembayaran gaji Karyawan mulai tertunda sejak Mei 2019, namun begitu pihak manajemen tetap berusaha membayarkan gaji sesuai dengan kemampuan cash Perusahaan.

"Pembayaran utang gaji secara bulanan terus dilakukan dan tercatat selama kurun waktu tahun 2020, setiap bulan ada pembayaran angsuran utang gaji hingga Agustus 2020. Pada bulan Agustus 2020, karyawan menerima angsuran utang gaji untuk gaji bulan Februari 2020 senilai satu juta rupiah per pegawai," kata Otong dalam keterangannya, Kamis (10/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otong menjelaskan, yang melatarbelakangi kondisi tersebut adalah Cash Flow Operation (CFO) dan Ekuitas Perusahaan yang berada di posisi negatif. Kondisi tekanan keuangan yang cukup berat ini sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, terhitung sejak 2014 hingga 2019, dimana Laba Ditahan pada Neraca Perusahaan sudah negatif.

ADVERTISEMENT

"Salah satu penyebabnya dikarenakan proyek-proyek masa lalu yang dikerjakan oleh Perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini terus berlanjut hingga perusahaan memiliki utang non produktif mencapai 90%" jelasnya.

Pada akhir tahun 2019 Manajemen baru mulai melakukan program transformasi pada lingkup Bisnis, Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan proses bisnis serta tatakelola perusahaan sekaligus melakukan Restrukturisasi Utang dan Optimalisasi Aset.

Performansi Perusahaan pada Januari hingga Agustus 2020 berada dalam kondisi yang mulai membaik. Hal ini ditunjukkan dengan posisi pertumbuhan pendapatan, EBITDA dan Net Income tumbuh secara signifikan, meskipun secara Cash Flow Operation (CFO) masih negatif karena menanggung utang masa lalu yang cukup besar.

"Solusi yang tengah dijalankan manajemen saat ini dalam upaya penyehatan Perusahaan dilakukan melalui transformasi bisnis dengan memperbesar pola Business to Business (B2B) dengan Telkom Group, transformasi keuangan dengan melakukan restrukturisasi atas utang PT INTI (Persero) dan perolehan dana talangan dari berbagai sumber dengan tetap berpedoman pada kaidah tata kelola Perusahaan yang baik," tuturnya.




(fdl/fdl)

Hide Ads