SMI Dapat Pinjaman Rp 10 T, Dipakai buat Lunasi Utang

SMI Dapat Pinjaman Rp 10 T, Dipakai buat Lunasi Utang

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 10 Sep 2020 16:29 WIB
Samadikun Hartono mengembalikan uang tunai Rp 87 miliar. Total yang telah dikembalikan Rp 169 miliar, sesuai perintah Mahkamah Agung (MA).
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI mendapat fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$ 700 juta setara Rp 10,26 triliun (kurs Rp 14.667) dari lima bank asing.

Kelima bank sebagai Mandated Lead Arrangers dan Bookrunners tersebut adalah Bank of China yang berbasis di Hong Kong, Bank CTBC Indonesia (Taiwan), MUFG Bank Ltd (Jepang), Standard Chartered Bank (Inggris) dan UOB Bank (Singapura).

Menurut Direktur Utama SMI Edwin Syahruzad, fasilitas pinjaman sindikasi ini akan digunakan dalam dua tahap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahap pertama senilai US$ 410 juta akan digunakan untuk pelunasan fasilitas bridging loan (pinjaman jangka pendek) yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Fasilitas bridging ini tenornya tiga tahun. Tahap kedua atau sisanya akan digunakan untuk pembiayaan baru yang diperuntukkan bagi pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

"Sisanya akan ditarik secara bertahap sesuai kebutuhan, availability period-nya akan ditarik yang US$ 700 juta dikurangi US$ 410 juta, itu akan available buat kami sepanjang 1 tahun," terang Edwin dalam acara penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman tersebut, Jakarta, Kamis (10/9/2020).

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, hingga Juli 2020, PT SMI telah membukukan pendapatan Rp 1,9 triliun. Angka ini lebih tinggi dari pencapaian tahun sebelumnya pada periode yang sama senilai Rp 1,7 triliun. Sementara nilai aset sekitar Rp 80 triliun dengan non performing loan (NPL) hanya 1,9%. Perolehan ini membuat Edwin optimistis, PT SMI dapat terus tumbuh, meskipun di tengah kondisi yang tak menentu karena dampak pandemi COVID-19.

Bahkan, ke depannya PT SMI berencana akan memperbesar pembiayaannya bagi pemerintah daerah (Pemda). Dengan begitu, menurut Edwin, SMI bisa menjadi bank pembangunan bagi pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia. Kriteria Pemda yang dibidik berdasarkan kapasitas fiskal mereka, mulai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Target pertumbuhan kami lebih tinggi dari target rata-rata perbankan. Tapi hal ini hanya bisa diimplementasikan ketika perusahaan dalam keadaan sehat dan mempunyai kepercayaan diri untuk menghadapi situasi," ungkapnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads