Digusur Tol Becakayu-Dihantam Corona, Pedagang Pasar Gembrong Merana

Digusur Tol Becakayu-Dihantam Corona, Pedagang Pasar Gembrong Merana

Vadhia Lidyana - detikFinance
Minggu, 13 Sep 2020 10:13 WIB
Sejumlah pedagang mainan Pasar Gembrong mengeluh sepi pengunjung sejak pindah ke lokasi baru, setelah tergusur karena pembangunan Jalan Tol Becakayu.
Foto: Vadhia Lidyana
Jakarta -

Proyek Jalan Tol Becakayu harus menggusur lapak para pedagang mainan di Pasar Gembrong. Penggusuran itu sudah dilakukan sejak tahun 2019, dan kini para pedagang pindah ke Pasar Gembrong Baru yang letaknya sekitar 7 kilometer (Km) dari lokasi lama.

Hampir 1 tahun pindah, sejumlah pedagang mengaku masih sepi pengunjung. Pasalnya, lokasi Pasar Gembrong Baru ini kurang terlihat dan masih sedikit diketahui orang. Pintu masuk yang biasa dilalui pengunjung pun letaknya harus masuk ke gang di sisi Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Jakarta Timur.

Dari pantauan detikcom, Sabtu (12/9/2020) Pasar Gembrong Baru memang sangat sepi pengunjung. Bahkan, masih banyak kios-kios yang belum terisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, banjir yang melanda Jakarta di awal 2020 juga berimbas ke pedagang mainan, karena di dalam Pasar Gembrong Baru pun banjir.

Tak sampai di situ, pandemi COVID-19 dan PSBB Jakarta (yang pertama diberlakukan) menyebabkan omzet para pedagang anjlok.

ADVERTISEMENT

"Omzet saya turun 80%, ini penyebab utamanya COVID-19. Apalagi Senin ada PSBB lagi. Ini saja sudah sepi, ditambah PSBB lagi," ungkap Widanto, pedagang mainan di Pasar Gembrong Baru ketika ditemui detikcom, Sabtu (12/9/2020).

Kondisi ini ibaratkan sudah jatuh, tertimpa tangga. Hal itulah yang diungkapkan pedagang mainan lain di Pasar Gembrong Baru yang bernama Umrinah.

"Jadi sudah dipindahkan ke sini, banjir, COVID-19, yah sudahlah," katanya pasrah.

Ketika PSBB awal diterapkan yakni 10 Agustus lalu, Umrinah harus menutup tokonya sekitar 2 bulan. Selain itu, aktivitas sekolah yang diganti dengan belajar dari rumah membuat ia kehilangan pendapatan utamanya.

"Sempat ramai setelah beberapa lama pindah. Tapi ketika COVID-19, aduh ngaruh banget deh. Anak sekolah kan libur, ya sudah sepi. Abang-abang keliling yang biasa belanja ke saya, karena saya pedagang grosir itu sudah nggak ada," jelas Umrinah.

Hal serupa juga dirasakan Deli, pedagang aksesoris di bagian dalam Pasar Gembrong Baru. Ia mengatakan, berhentinya aktivitas di sekolah menyebabkan krisis tersendiri bagi tokonya.

"Ya intinya dibilang krisis ya jelas krisis. Apalagi Senin PSBB lagi. Padahal 2 minggu lalu sempat ramai, yang jauh-jauh mulai belanja ke sini lagi. Tapi ketika Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta) mengumumkan PSBB Rabu malam, Kamis-Jumatnya sudah deh, sepi banget," terang Deli ketika ditemui detikcom.

Ia juga menyinggung kebijakan membuka mal kembali yang baru dimulai 15 Juni lalu.

"Saya nggak ngerti ya, kemarin-kemarin mal sudah buka, mulai aktif. Nah kenapa sekolah saja nggak boleh? Kan bisa dibikin kelas bergilir. Cuma ya, saya nggak tahu deh," kata dia.




(zlf/zlf)

Hide Ads