Bukan Pertama Kalinya Ekonomi Dunia Babak Belur Dihantam Pandemi

Bukan Pertama Kalinya Ekonomi Dunia Babak Belur Dihantam Pandemi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 13 Sep 2020 22:46 WIB
Report on the Influenza Epidemic in Netherlands-Indie 1918, dalam Mededeelingen van Burgerlijken Geneeskundigen Dienst (MBGD) 1920 (Dok. koleksi Syefri Luwis)
Foto: 'Report on the Influenza Epidemic in Netherlands-Indie 1918, dalam Mededeelingen van Burgerlijken Geneeskundigen Dienst (MBGD) 1920' (Dok. koleksi Syefri Luwis)

Mata uang di sejumlah negara seperti Venezuela dan Zimbabwe mengalami depresiasi lebih dari 70% karena pandemi. Mata uang lain yang terdampak adalah Brasil, Seychelles dan Zambia yang terdepresiasi 20% terhadap dolar AS.

Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan akan ada peningkatan utang bruto dari negara berkembang sebesar 4,5 poin atau 47,4% dari produk domestik bruto (PDB) angka ini merupakan yang tertinggi sejak 2015.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Juli 2020, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini minus 4,9%. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April sebesar 1,9%.

IMF menyebut pertumbuhan ekonomi di negara maju akan minus 8% dan negara berkembang minus 3% pada 2020.

ADVERTISEMENT

"Pandemi COVID-19 memiliki dampak negatif pada aktivitas dari yang diperkirakan di paruh pertama tahun 2020, diproyeksikan pemulihan lebih bertahan dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan tersebut.

Dalam laporan IMF, pertumbuhan negara maju seperti Amerika Serikat (AS) minus 8,0%, Jerman minus 10,2%, Prancis minus 7,8%, Italia minus 12,5%, Spanyol minus 12,8%. Sementara pertumbuhan ekonomi Jepang minus 12,8%, Inggris minus 5,8%, Kanada minus 10,2%, dan negara maju lainnya minus 4,8%.

Sementara untuk negara berkembang secara global diproyeksi minus 3,0%. Sementara secara kawasan, untuk negara berkembang di Asia pertumbuhannya minus 8,0%. Dari angka tersebut, IMF memproyeksikan ekonomi China masih tumbuh positif 1%, sementara India minus 4,5%, dan ASEAN-5 secara keseluruhan minus 2,0%.

ASEAN-5 ini terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Jika dijabarkan satu per satu, IMF memproyeksi ekonomi Indonesia minus 0,3%, sementara Malaysia minus 3,8%, Filipina minus 3,6%, Thailand minus 7,7%.


(kil/zlf)

Hide Ads