Gilead Akuisisi Produsen Obat Kanker Rp 310 T

Gilead Akuisisi Produsen Obat Kanker Rp 310 T

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 14 Sep 2020 10:47 WIB
ilustrasi obat
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Gilead Sciences akan mengakuisisi perusahaan bioteknologi Immunomedics dengan nilai kesepakatan mencapai US$ 21 miliar atau setara Rp 310,8 triliun (kurs Rp 14.800). Akuisisi itu dilakukan untuk memperluas ketersediaan perawatan kanker Gilead.

Kesepakatan itu akan memberikan Gilead akses ke obat Trodelvy. Obat itu telah disetujui FDA untuk kanker payudara metastatis triple-negatif.

Gilead mengatakan akan mengakuisisi Immunomedics seharga US$ 88 per saham secara tunai. Penawaran tersebut akan didanai melalui sekitar US$ 15 miliar dalam bentuk tunai dan US$ 6 miliar dalam bentuk utang yang baru diterbitkan. Transaksi tersebut diperkirakan akan ditutup pada kuartal IV-2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akuisisi ini mewakili kemajuan yang signifikan dalam pekerjaan Gilead untuk membangun portofolio onkologi yang kuat dan beragam," kata Kepala Eksekutif Gilead Daniel O'Day dalam sebuah pernyataan dilansir CNBC, Senin (14/9/2020).

"Trodelvy adalah pengobatan transformasional yang disetujui untuk bentuk kanker yang sangat menantang untuk diobati. Kami sekarang akan terus mengeksplorasi potensinya untuk mengobati banyak jenis kanker lainnya, baik sebagai terapi tunggal maupun dalam kombinasi dengan perawatan lain," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Immunomedics memiliki nilai pasar sekitar US$ 10 miliar setelah saham perusahaan naik hampir dua kali lipat tahun ini.

Kesepakatan itu terjadi ketika bisnis hepatitis C Gilead penjualannya turun karena pandemi virus Corona yang melemahkan permintaan untuk beberapa obat. Penjualan Gilead turun 10% selama kuartal II menjadi US$ 5,1 miliar.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan bioteknologi ini telah berkecimpung jauh ke dalam perawatan kanker. Menurut WHO, kanker adalah penyebab kematian kedua secara global, menewaskan hampir 10 juta orang pada tahun 2018.

Gilead juga baru-baru ini mengalihkan perhatiannya pada pandemi. Pada bulan Mei, Badan Pengawas Obat dan Makanan memberikan izin penggunaan darurat untuk obat antivirus Gilead remdesivir kepada pasien COVID-19 meskipun obat tersebut belum secara resmi disetujui oleh badan tersebut. Obat intravena telah membantu mempersingkat waktu pemulihan beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit.




(das/ara)

Hide Ads