23 Juta Orang 'Berebut' Kartu Prakerja, Berapa yang Lolos?

23 Juta Orang 'Berebut' Kartu Prakerja, Berapa yang Lolos?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 15 Sep 2020 18:35 WIB
Ilustrasi Kartu Pra Kerja
Foto: Ilustrasi Kartu Pra Kerja (Tim Infografis: Luthfy Syahban)
Jakarta -

Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja mencatat sebanyak 23 juta (23.171.233) Warga Negara Indonesia (WNI) telah mendaftar sebagai calon peserta program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut.

Dari 23 juta pendaftar, PMO melakukan verifikasi tahap pertama yakni email, dan mencatat sebanyak 18 juta pendaftar hingga gelombang ke-8 ini lolos. Angka itu pun masih terus diseleksi dengan verifikasi tahap kedua yakni NIK, dan terakhir nomor telepon pribadi.

"Dari 18 juta divalidasi NIK dengan kerja sama Dukcapil mencapai 13,4 juta orang, ini sudah NIK, KK, tanggal lahir persis dengan yang ada di Dukcapil. Kemudian verifikasi layer ketiga, nomor telepon, cara verifikasi adalah dengan mengirim SMS OTP ke tiap pendaftar ini, dan yang lolos hampir 12 juta," kata Direktur Eksekutif PMO Prakerja Denni Puspa Purbasari ketika berbincang dengan awak media secara virtual, Selasa (15/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, gelombang ke-8 Kartu Prakerja masih dalam seleksi yang akan ditetapkan pada Senin (21/9) mendatang. Hingga gelombang ke-7, PMO mencatat total penerima Kartu Prakerja yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) PMO mencapai 3.880.918 orang.

"Dari jumlah itu yang sudah membeli pelatihan sebanyak 3,2 juta orang. Yang sudah menyelesaikan pelatihan 2 juta orang. Kemudian dengan rating, ulasan, sertifikat, sudah mentautkan rekening dan upgrade rekening ini jumlah user yang sudah menerima insentif hampir 1,2 juta orang," papar Denni.

ADVERTISEMENT

Denni mengingatkan, para pendaftar untuk tetap mengaktifkan nomor telepon yang terdaftar dan memastikan rekening aktif agar pengiriman insentif tak terhambat.

"Katakanlah kita tidak ada persoalan teknis. Tapi ganti nomor telepon, rekening tidak aktif itu akan memperlambat insentif diterima," pungkas dia.




(ara/ara)

Hide Ads