Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja mencatat sebanyak 1,2 juta peserta sudah menarik insentif Rp 600.000/bulan, baik penarikan tahap pertama sampai keempat. Dengan total itu, maka sebanyak Rp 1,6 triliun insentif Kartu Prakerja sudah dicairkan kepada para peserta.
"Setiap hari kami melakukan pembayaran insentif untuk penerima Kartu Prakerja kisarannya sekitar 60.000-80.000 orang per hari kita lakukan transfer insentif ke rekening penerima. Total intensif yang sudah diterima oleh penerima Kartu Prakerja itu sebesar hampir Rp 1,6 triliun," ungkap Direktur Eksekutif PMO Prakerja Denni Puspa Purbasari ketika berbincang dengan awak media secara virtual, Selasa (15/9/2020).
PMO juga telah melakukan survei terhadap lebih dari 450.000 peserta Kartu Prakerja. Salah satu hasil evaluasi ialah penggunaan bantuan atau insentif Kartu Prakerja Rp 600.000/bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Denni, dari hasil survei, insentif paling banyak digunakan peserta Kartu Prakerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Tentang bantuan Rp 600.000 itu tepat jumlah dan tepat waktu untuk membantu kebutuhan masyarakat di masa sulit. 96% dari insentif itu dipakai untuk membeli bahan pangan, 75% penerima Kartu Prakerja mengatakan untuk membayar listrik, 69% untuk beli bensin/solar, 68% untuk beli pulsa/paket internet, 60% untuk transportasi," papar dia.
Namun, hasil survei berbeda di setiap provinsi. Menurutnya, di DKI Jakarta insentif Kartu Prakerja lebih banyak digunakan untuk membayar cicilan motor, utang, dan sebagainya.
"Tapi dari provinsi ke provinsi beda-beda. Misalnya DKI, top 5 dari Rp 600.000 adalah untuk bayar cicilan motor, ada yang untuk bayar utang, untuk modal usaha. Jadi tiap provinsi beda-beda respons dari penerima Kartu Prakerja," terang Denni.
Sejauh ini, dari 409.000 peserta Kartu Prakerja yang telah menjawab survei, sebanyak 35% menyatakan sudah bekerja kembali.
"Dari 35% menyatakan dulunya menganggur pada Februari 2020, namun sekarang telah bekerja, berwirausaha, dan sebagainya," pungkas dia.
(ara/ara)