Erick Thohir Mau Ajak MUI ke China Cek Produksi Vaksin Corona

Erick Thohir Mau Ajak MUI ke China Cek Produksi Vaksin Corona

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 16 Sep 2020 07:15 WIB
Polda Metro Jaya gelar kampanye protokol kesehatan dalam rangka menyambut Pilkada 2020. Acara ini dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir hingga Gubernur DKI Jakarta.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir memastikan vaksin Corona baik yang dipasok dari perusahaan farmasi Sinovac dari China dan G42 Healthcare Holdings dari Uni Emirat Arab halal.

Untuk lebih memastikan kehalalannya, Erick akan mengirim Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan MUI ke China pada Oktober. Nantinya, BPOM dan MUI akan menyaksikan langsung produksi vaksin Corona di Negeri Tirai Bambu tersebut.

"Kita juga pastikan vaksin ini halal dan sesuai standar kita. Oleh karena itu kita mengirim BPOM ke UAE dan insyaallah ke China Oktober ini bersama MUI," ungkap Erick dalam webinar Transportasi Sehat, Indonesia Maju Kemenhub, Selasa (15/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Erick mengatakan, MUI sudah menyaksikan proses uji klinis tahap ketiga dari vaksin Sinovac yang dilakukan di Kota Bandung pada 11 Agustus 2020 lalu.

"Ketika uji vaksin pertama di Bandung juga MUI hadir," ujar Erick.

ADVERTISEMENT

Selain itu, ia juga sudah melaporkan vaksin ini juga kepada Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin untuk memastikan dan meyakinkan publik bahwa vaksin Corona dari China maupun UAE halal.

"Saya sudah mendatangi Bapak Wakil Presiden untuk memastikan bahwa proses ini didukung, dan tentu kita menjaga kehalalan dari vaksin ini," tuturnya.

Saat ini, pemerintah sudah mengamankan pasokan kandidat vaksin baik dari G42 maupun dari Sinovac sebanyak 30 juta untuk tahun 2020 ini. Di tahun 2021, Erick memastikan jumlahnya akan terus ditingkatkan.

"Alhamdulillah kita sudah secure 30 juta vaksin untuk tahun ini. Lalu kita harapkan 280 juta tambahan sampai 310 juta karena di perjanjian ada 10% tambahan untuk kita. Dan ini kita harapkan bisa menstabilkan daripada menjaga kesehatan masyarakat," tandas Erick.




(eds/eds)

Hide Ads