7 Bulan Dihajar Corona, Sri Mulyani: Angka Kemiskinan Balik ke 9,7%

7 Bulan Dihajar Corona, Sri Mulyani: Angka Kemiskinan Balik ke 9,7%

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 16 Sep 2020 15:28 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani berjalan memasuki ruangan untuk mengikuti rapat kerja tertutup dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/7/2020). Rapat itu membahas surat menteri keuangan terkait perkembangan skema burden sharing pembiayaan pemulihan ekonomi nasional. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Jakarta -

Tak terasa, Indonesia dan seluruh negara di dunia sudah tujuh bulan lamanya berada dalam kondisi pandemi COVID-19. Menurut Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, pandemi ini jadi tantangan luar biasa yang pernah dihadapinya.

Sempat sukses berkat prestasinya menurunkan angka kemiskinan ke level 9,4%, kini harus kembali lapang dada menerima kenyataan bahwa angka kemiskinan sudah kembali lagi ke level 9,78%.

"Kalau kita lihat di Indonesia sendiri kemiskinan kita sudah meningkat, yang tadinya sudah mencapai di 9,4% itu adalah persen ya dari sejarah Indonesia itu mungkin adalah angka kemiskinan terendah dan sekarang sudah kembali kepada situasi 9,78%," ujar Sri dalam acara Ikatan Widyaiswara Indonesia Kementan's Personal Meeting Room, Rabu (16/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri menjelaskan, dalam merespon kondisi COVID-19 pemerintah tidak bisa hanya mengedepankan masalah kesehatan saja. Namun, penting juga memikirkan masalah sosial ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Dalam menyeimbangkan kebijakan tersebut, pemerintah telah mengupayakan beberapa kebijakan untuk melindungi kedua kepentingan tersebut yang semuanya tertuang dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

ADVERTISEMENT

Sejauh ini, realisasi anggaran program PEN baru mencapai 34% yakni Rp 237 triliun dari total pagu anggaran Rp 695,2 triliun. Untuk sektor kesehatan, realisasinya baru 31,6% dari Rp 87,5 triliun, perlindungan sosial 62,8% dari Rp 230 triliun, sektoral/pemda 27,8% dari Rp 106 triliun, UMKM 91,4% dari Rp 123 triliun.




(eds/eds)

Hide Ads