Selandia Baru telah resmi resesi setelah dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi. Pada kuartal I-2020, ekonomi negara tersebut sudah mengalami kontraksi 1,6%, dan semakin parah di kuartal II-2020 yakni 12,2% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 atau year on year (yoy).
Penurunan ekonomi yang sangat tajam diakibatkan kebijakan lockdown yang diberlakukan selama bulan April dan Mei untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Akibatnya, masyarakat Selandia Baru harus tetap di rumah, dan bisnis non-esensial harus berhenti operasi sementara.
Namun, hasilnya pengendalian Corona cukup efektif. Negara yang dengan populasi 5 juta orang itu kini hanya mencatat 1.809 kasus Corona, dan 25 kasus kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Selandia Baru Resesi, Apa Dampaknya ke RI? |
Oleh sebab itu, Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson yakin sektor bisnis mulai pulih di kuartal III-2020 ini (Juli-September), seiringan dengan aktivitas bekerja warga Selandia Baru berjalan kembali.
"Kami telah melihat diri kami keluar dari tekanan itu dengan baik dan relatif cepat. Jadi kami harapkan hasil kuartal September (kuartal III-2020) bisa kuat," ujarnya seperti yang dikutip dari CNBC, Jumat (18/9/2020).
Pemerintah Selandia Baru pun telah memberikan berbagai stimulus untuk mencegah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di negara tersebut. Stimulusnya adalah subsidi upah yang menurut Grant Robertson mampu melindungi 1,7 juta pekerja. Untuk memberikan stimulus ini, pemerintah merogoh kas negara hingga US$ 8,81 miliar atau sekitar Rp 129 triliun (kurs Rp 14.726).
Baca juga: PSBB Jakarta Jadi Sinyal RI Bakal Resesi |
Subsidi upah itu rencananya tak akan diperpanjang kecuali Selandia Baru terpaksa menerapkan lockdown lagi jika virus kembali merebak.
"Apa yang kami fokuskan sekarang ketika ekonomi kami beroperasi dengan cara yang relatif terbuka adalah mendukung sektor-sektor tertentu di mana kami telah melihat lebih banyak eksposur. Msalnya dalam industri pariwisata kami," kata Robertson.
Namun, ia mengungkapkan pemerintah masih memiliki stimulus cadangan untuk masyarakat yang terkena PHK, atau pun memberi akses pembiayaan pada usaha kecil tanpa bunga.
(dna/dna)