Masker Scuba Dipersoalkan, Pedagang Pusing Omzet Anjlok

Masker Scuba Dipersoalkan, Pedagang Pusing Omzet Anjlok

Achmad Syauqi - detikFinance
Sabtu, 19 Sep 2020 15:19 WIB
Nasib pedagang masker scuba di Klaten
Foto: Achmad Syauqi/detikcom: Pedagang masker scuba di Klaten
Klaten -

Pemakaian masker jenis scuba yang dipersoalkan pemerintah memukul omzet pedagang masker di Klaten. Para pedagang mengeluhkan omzet jatuh sampai 50 persen.

"Sebelum dipersoalkan, sehari bisa sampai 100 masker scuba. Setelah dipersoalkan akhir- akhir ini paling 30 lembar," ungkap Didik (35) pedagang masker di jalan Yogya-Solo, Kecamatan Ceper pada detikcom, Sabtu (19/9/2020) siang.

Sejak ada yang mempersoalkan masker scuba karena tidak efektif, pembeli semakin sepi. Padahal selama ini masker itu tidak masalah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

" Sejak ada COVID kan tidak masalah. Kenapa baru kali ini dipersoalkan sejak banyak pedagang kecil seperti saya ini berjualan," lanjut Didik yang merupakan perantau dari Pringsewu, Lampung itu.

Menurut Didik masker scuba selama ini sudah menjadi favorit masyarakat. Selain harganya hanya Rp 10.000- Rp 8.000 per lembar juga praktis. Menurut Didik masker scuba praktis jadi paling banyak dipakai orang, namun setelah dipersoalkan sehari kadang cuma ada 4- 5 orang membeli.

ADVERTISEMENT

Didik menambahkan kebijakan pemerintah itu akan membuat ekonomi masyarakat kecil semakin susah. Sebab untuk menjual masker kain berlapis lebih mahal.

"Masker kain lapis tiga tentu nanti harganya lebih mahal. Apalagi masker kesehatan jelas tidak mungkin dijual eceran karena beli harus satu blok sehingga perlu modal lagi," kata Didik.

Langsung klik halaman selanjutnya.

Senada, penjual masker di alun-alun Klaten, Eko Budiarto mengatakan kebijakan pemerintah mengimbau atau melarang itu hanya menyusahkan pedagang kecil. Penjualan sepi dan mulai diobral.

"Ya menyusahkan pedagang kecil. Ini sudah mulai diobral Rp 10.000 dapat tiga jenis scuba sebab jika dijual Rp 7.000 satu lembar tidak laku," jelas Eko ditemui detikcom di lokasi.

Menurut Eko, kebijakan itu membuat masker scuba tidak laku dan pedagang harus kulakan masker kain tiga lapis. Padahal harganya tentu lebih mahal .

"Kalau ditarik kita harus membeli yang lapis tiga mungkin harganya di kisaran Rp 15.000. Kami butuh modal lagi padahal ini saja saya jualan karena jual makanan sepi sejak Maret," lanjut Eko.

Kini selaku pedagang, Eko mengaku bingung karena omzet terus turun. Padahal bantuan usaha juga tidak dapat.

" Dulu sehari bisa laku 60 lembar tapi setelah dipersoalkan paling 20 lembar. Bantuan juga tidak dapat ," kata Eko.

Koordinator Wilayah Satgas PP COVID-19 Kabupaten Klaten dokter Roni Reokmito mengatakan di Klaten belum ada larangan penggunaan masker scuba. Sifatnya hanya imbauan-himbauan.

" Mengimbau untuk tidak memakai masker scuba dan mengganti dengan masker kain yang berlapis atau masker bedah. Jadi sifatnya baru himbauan ganti masker," ungkap Roni yang dikonfirmasi detikcom lewat ponsel.



Simak Video "Video KuTips: Tameng Buat Para Bikers Lawan Polutan di Jalanan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads