Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto membeberkan 8 cara pemerintah untuk mendongkrak ekspor di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) yang telah mengganggu arus perdagangan global.
Pertama yakni meningkatkan daya saing melalui pengembangan produk, baik dari sisi pengemasan, atau pun desain produk.
"Peningkatan daya saing dan pengembangan produk, desain produk melalui klinik produk ekspor dan desain. Ini berkolaborasi dengan desainer dan dioptimalisasi Indonesia Design Development Center," kata Agus dalam launching Trade Expo Indonesia (TEI) Virtual Exhibition, Senin (21/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara kedua yakni melakukan penguatan produk dengan memenuhi standar yang ada dalam persyaratan internasional.
"Kita penguatan produk dan persyaratan internasional untuk meningkatkan akses pasar global. Ini salah satunya Good Manufacturing Practice (GMP) dan sertifikat halal," tutur dia.
Ketiga, pelatihan bagi calon eksportir baru, terutama UMKM, melalui program pendidikan dan pelatihan ekspor di Indonesia (PPEI). Keempat, relaksasi kebijakan ekspor dan impor.
"Intinya kita menyederhanakan semua peraturan agar ekspor kita lebih mudah. Dan bisa mendukung eksportir-eksportir baru, dan juga impor disederhanakan juga khususnya impor bahan baku untuk penolong ekspor. Ini sangat penting," papar Agus.
Cara kelima yakni kemudahan pengajuan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affect nature dan stamp. "Ini sangat berpengaruh juga," ujarnya.
Keenam, meningkatkan fasilitas perdagangan melalui automatic authentication. "Ini bagi reputable trader dalam memproses perizinan ekspor dan impornya," imbuh dia.
Ketujuh, pemerintah juga memfasilitasi pembiayaan ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), khususunya bagi eksportir yang terdampak COVID-19.
Terakhir, peningkatan fasilitas dan pelayanan informasi promosi ekspor, business matching, pemanfaatan TEI, serta penguatan peningkatan perdagangan luar negeri.
Menurut Agus, ekspor Indonesia selama pandemi masih menunjukkan pertumbuhan positif, terbukti dengan neraca perdagangan yang surplus di kuartal II-2020.
"Namun demikian, di tengah kondisi pandemi COVID-19, alhamdulillah neraca perdagangan kita surplus US$ 11,05 miliar, jika dibandingkan tahun lalu, ini Januari sampai Agustus. Tahun lalu itu defisit US$ 2,06 miliar," pungkas Agus.
(ara/ara)