Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan dampak ngeri pandemi COVID-19 terhadap perekonomian dunia. Dia mengatakan pandemi telah membuat ekonomi dunia kehilangan US$ 8,8 triliun atau setara Rp 128.480 triliun (Rp 128 kuadriliun).
Hal itu menurutnya menjadi pembahasan dalam pertemuan antara Menteri Keuangan dan Kesehatan negara-negara anggota G20. Dalam paparannya dijelaskan jumlah itu merupakan hasil asesmen dari ADB yang diterbitkan Mei 2020.
"Jadi COVID-19 ini sudah jadi persoalan global, COVID secara dunia sudah sebabkan ekonomi dunia mengalami kehilangan US$ 8,8 triliun atau sekitar 9,7% dari total perekonomian," ujar Sri Mulyani pada konferensi pers APBN Kita, Selasa (22/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dilihat, Indonesia saja ekonominya kontraksi 5,4%, negara lain lebih dalam," ungkapnya.
Dalam pertemuan itu, menurut Sri Mulyani dibahas juga soal kesiapan dan kerja sama antar negara menghadapi COVID-19. Dia memaparkan WHO memberikan estimasi dana yang dibutuhkan untuk menangani virus Corona hingga 5 tahun ke depan jumlahnya sebesar US$ 914 miliar.
"Dalam joint meeting-nya, kita harapkan kerja sama regional dan global menjadi keharusan, WHO estimasi pendanaan US$ 914 billion (miliar) perlu untuk atasi kesenjangan bagi negara yang belum memiliki kesiapan penanganan pandemi COVID selama 5 tahun ke depan," papar Sri Mulyani.
Dia kembali menegaskan kalau dihitung secara global, pandemi Corona telah menggerus perekonomian dunia sebesar US$ 8,8 triliun.
"Jadi secara total kalau dihitung jumlah ekonomi dunia yang tergerus karena COVID-19 ini sudah US$ 8,8 triliun," ujar Sri Mulyani.