Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih rendah atau sama seperti realisasi APBN. Hal itu tidak terlepas karena pandemi Corona yang terjadi di Tanah Air.
Dia bilang, realisasi pendapatan daerah mencapai Rp 661,84 triliun atau 62,74% per Agustus 2020. Sementara belanja daerah mencapai Rp 533,73 triliun.
"Terjadi penurunan pendapatan dan belanja, sama seperti pusat. Pendapatan turun Rp 52,9 triliun sedangkan belanja turun karena refocusing dan realokasi Rp 44,01 triliun," kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa, Selasa (22/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani mengatakan penurunan realisasi pendapatan daerah dikarenakan sumber penerimaan yaitu pendapatan asli daerah (PAD) terkontraksi 14,36%. Realisasi PAD tercatat sebesar Rp 151,54 triliun.
Dia menyebut, pandemi Corona menjadi sumber utama penyebab PAD seret. Apalagi di daerah-daerah yang saat ini menjadi episentrum penyebaran COVID-19.
"Karena berbagai jenis pajak mengalami penurunan dan mobilitas penduduk yang belum kembali. Pajak hotel, restoran, PKB, BBNKB, semua mengalami tekanan dalam dan itu sumber penerimaan daerah," ungkap wanita yang akrab disapa Ani.
Sedangkan di sisi belanja daerah, dikatakan Sri Mulyani sudah mencapai 49,39% dari target. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan belanja daerah mengalami peningkatan sekitar 7,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Itu disebabkan karena kita realokasi dan refocusing untuk COVID," katanya.
(hek/ara)