PSBB Jakarta Diperpanjang, Pengusaha Mal Mengerang

PSBB Jakarta Diperpanjang, Pengusaha Mal Mengerang

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 25 Sep 2020 07:10 WIB
Situasi pusat perbelanjaan mal di tengah kota Jakarta tampak sepi saat hari pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperketat. Begini penampakannya.
Ilustrasi/Foto: Anisa Indraini
Jakarta -

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta yang kembali diperketat kembali diperpanjang. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang pelaksanaannya hingga 11 Oktober 2020.

Mendengar hal itu, pengusaha pusat perbelanjaan teriak. Mereka mengeluh akan tingkat kunjungan yang semakin menurun drastis

Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, sejak PSBB Jakarta yang kembali diperlakukan secara ketat tingkat kunjungan sudah menurun 50% dari saat penerapan PSBB transisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini akan memberatkan khususnya pusat perbelanjaan. Karena sejak diberlakukan kembali PSBB diperketat tingkat kunjungan sampai 50% dibandingkan PSBB transisi," ujarnya kepada detikcom, Kamis (24/9/2020).

Pada saat PSBB transisi saja rata-rata tingkat kunjungan di pusat perbelanjaan hanya 30-40%. Artinya jika saat PSBB Jakarta kembali diperketat tingkat kunjungan jadi hanya 20%.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau sekarang turjn 50% dari itu berarti hanya 20% saja. Ini karena PSBB diperketat," tambahnya.

Penurunan tingkat kunjungan itu lantaran pengetatan operasi restoran dan cafe. Mereka hanya boleh melayani delivery atau tidak boleh makan di tempat.

Sementara salah satu daya tarik pusat perbelanjaan terhadap pengunjung adalah restoran dan cafe. Selain itu banyak juga restoran dan cafe yang memilih untuk tutup, lantaran produknya hanya bisa untuk makan di tempat.

Tak hanya itu, menurutnya hal ini juga berpotensi menimbulkan gelombang PHK baru.

Alphonzus menambahkan, saat ini beberapa restoran dan kafe yang memilih untuk menutup usahanya sementara. Sebab tidak semua produk mereka bisa dilayani dengan delivery.

"Selain itu pendapatan dari delivery sangat minim, tidak sebesar biaya operasinya. Makanya mereka lebih memilih tutup," ujarnya.

Dengan begitu banyak pekerja restoran dan cafe yang kembali dirumahkan. Padahal semenjak masa PSBB transisi sudah banyak restoran dan cafe yang kembali memberdayakan karyawannya yang sudah dirumahkan.

Jika kondisi ini terus diperpanjang, Alphonzus yakin bakal ada gelombang PHK susulan dalam waktu dekat.

"Kalau PSBB diperpanjang dan jumlah positif tidak turun, padahal maksudnya menurunkan jumlah kasus positif tapi ini tidak terjadi. Sehingga kemungkinan PSBB akan berlangsung panjang. Jadi bakal akan terjadi lagi gelombang PHK selanjutnya. Padahal di PSBB transisi sudah ada lagi pekerja yang dipekerjakan kembali," terangnya.

Sementara bagi pengelola pusat perbelanjaan sendiri, kata Alphonzus sudah bingung mau melakukan upaya apa lagi untuk bertahan. Sebab semua bentuk efisiensi sudah dilakukan sejak PSBB pertama diterapkan.



Simak Video "Video: Walkot Bekasi Pastikan Banjir di Mega Mall Bukan Karena Tanggul Jebol"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads