Kala Perang Dunia II 'Pulihkan' The Great Depression 1930

Kala Perang Dunia II 'Pulihkan' The Great Depression 1930

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 26 Sep 2020 20:00 WIB
Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu usai dua kota di negara itu dijatuhi bom atom. Menyerahnya Jepang menjadi akhir dari PD II di benua Asia.
Foto: Dok. Getty Images
Jakarta -

Depresi Hebat atau The Great Depression telah melanda dunia selama 10 tahun lamanya. Depresi itu berlangsung dari tahun 1929-1939, dari awalnya hanya di Amerika Serikat (AS), lalu berdampak secara global.

Salah satu hal yang membantu pemulihan ekonomi dunia dari Depresi Hebat ialah Perang Dunia II. Peristiwa bersejarah itu telah mencuri fokus Amerika Serikat (AS) dari pemulihan ekonomi, lalu beralih kepada perang untuk melawan kekejian Partai Nazi Jerman.

Dilansir dari History, Jumat (25/9/2020), upaya pemulihan Depresi Hebat sangat terlihat ketika Franklin Delano Roosevelt terpilih menjadi Presiden ke-32 AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjelang Inauguration Day (4 Maret 1933), setiap pemerintah negara bagian AS menginstruksikan semua bank yang tersisa untuk tutup pada akhir gelombang keempat kepanikan perbankan. Saat itu juga Departemen Keuangan AS tidak memiliki cukup uang untuk membayar semua pegawai pemerintah.

Roosevelt segera mengambil tindakan untuk mengatasi kesengsaraan ekonomi negara. Hal utama yang ia lakukan adalah mengumumkan hari libur bagi perbankan selama 4 hari. Dalam selang waktu itu, ia bersama Kongres menyusun dan mengesahkan undang-undang (UU) reformasi. Kemudian, pemerintah mengizinkan pembukaan kembali bank-bank yang dalam keadaan sehat.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Roosevelt secara rutin menyampaikan ceramah melalui radio ke seluruh penjuru negara, dalam sebuah rangkaian acara yang dikenal sebagai 'fireside chats' atau obrolan ringan. Ternyata, cara ini berhasil memulihkan kepercayaan publik.

Dalam 100 hari pertama menjabat sebagai Presiden AS, ia mengeluarkan UU yang bertujuan untuk menstabilkan produksi industri dan pertanian, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pemulihan.

Selain itu, Roosevelt berusaha mereformasi sistem keuangan, menciptakan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk melindungi rekening nasabah yang memiliki deposito. Ia juga menciptakan Securities and Exchange Commission (SEC) untuk mengatur pasar modal agar tak ada penyalahgunaan. SEC itu juga bertujuan untuk mencegah kejatuhan seperti yang terjadi di tahun 1929, di mana masyarakat membeli saham secara besar-besaran dan menyebabkan Wall Street melambung tinggi, tapi tak lama jatuh ke jurang.

Ia juga menginstruksikan pembangunan bendungan untuk mengendalikan banjir, dan proyek pembangkit listrik tenaga air melalui Tennessee Valley Authority (TVA) atau Otoritas Lembah Tennessee. Pembangkit itu dibangun untuk menyediakan listrik bagi warga miskin di kawasan lembah. Ia juga mendirikan Works Progress Administration (WPA), sebuah program pemerintah yang mempekerjakan 8,5 juta orang secara permanen mulai dari tahun 1935 hingga 1943.

Ketika Depresi Hebat ,AS adalah satu-satunya negara industri di dunia yang tidak memiliki asuransi atau jaminan sosial untuk pengangguran. Pada tahun 1935, Kongres mengesahkan UU Jaminan Sosial yang diperuntukkan bagi pengangguran, penyandang disabilitas, dan dana pensiun.

Perekonomian AS pun mulai pulih dari tahun 1933-1936, di mana produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh pada tingkat rata-rata 9% per tahun. Namun, di tahun 1937 terjadi resesi kembali akibat keputusan Federal Reserve untuk meningkatkan persyaratan bagi nasabah bank yang ingin memiliki deposito. Akan tetapi, ekonomi AS mulai membaik kembali di tahun 1938.

Namun, Depresi Hebat dunia memicu kemunculan gerakan politik ekstremis di berbagai negara Eropa, terutama di rezim Adolf Hitler yakni Partai Nazi di Jerman. Agresi Jerman menyebabkan perang pecah di Eropa pada tahun 1939.

Akhirnya, WPA mengalihkan perhatiannya untuk memperkuat infrastruktur militer AS. Roosevelt juga memutuskan untuk mendukung Inggris dan Prancis melawan Jerman.

Ternyata, keputusannya itu mendorong produktivitas industri manufaktur AS di sektor pertahanan. Akhirnya, banyak terciptanya lapangan pekerjaan di perusahaan swasta.

Kemudian, serangan Jepang di Pearl Harbor pada bulan Desember 1941 menyebabkan masuknya Amerika ke dalam Perang Dunia II. Pabrik-pabrik kendaraan dan senjata perang milik negara pun kembali ke mode produksi penuh, yang turut menyerap banyak tenaga kerja.

Akhirnya, pabrik-pabrik di sektor pertahanan itu mengurangi tingkat pengangguran di AS, bahkan jauh di bawah ketika Depresi Hebat melanda. Akhirnya, Depresi Hebat berakhir, dan AS terus fokus untuk memenangi Perang Dunia II.


Hide Ads