Dirut Perum Percetakan Uang RI (Peruri) Dwina Septiani hari ini menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI membahas dampak COVID-19. Tapi pada kesempatan itu, dirinya dicecar sejumlah pertanyaan yang belakangan menjadi heboh.
Pertanyaan yang dimaksud seputar Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok yang baru-baru ini mengungkapkan kekesalannya terhadap Perum Peruri. Sebab, perusahaan pencetak rupiah itu meminta dana Rp 500 miliar untuk proyek digitalisasi.
"Terkait Peruri, Bu, kemarin kita juga dengar apa yang disampaikan Pak Ahok, Ibu dengar ibu lihat. Kami ingin klarifikasi saja terkait paperless yang dilakukan Pertamina dalam rangka efisiensi. Kami dengar dari media bahwa Peruri itu minta Rp 500 miliar," kata Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam dalam rapat tersebut, Senin (28/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya tidak mau masalah yang diangkat Ahok itu menjadi isu liar di masyarakat. Oleh karena itu Peruri diharapkan bisa memberikan penjelasan.
"Kami pengin mendapatkan penjelasan dari panjenengan itu betul tidak begitu. Mohon maaf, dan kalau memang betul apa alasannya ini? Jangan ini jadi isu-isu liar di masyarakat bahwa Peruri ini mau merampok uang rakyat di tengah pandemi, di tengah kondisi masyarakat kita yang nyari makan saja susah tapi mau merampok keuangan negara dengan cara yang sistematis," ujarnya.
Baca juga: 25 Karyawan Peruri Positif Corona, 15 Sembuh |
Anggota Komisi VI DPR RI La Tinro La Tunrung juga meminta penjelasan soal heboh Peruri meminta Rp 500 miliar kepada Pertamina.
"Tadi sudah disampaikan adanya isu-isu yang mengatakan bahwa ada permintaan Peruri sejumlah Rp 500 miliar ke Pertamina. Nah apakah isu ini benar? kalau benar akan dimanfaatkan atau digunakan uang itu ke mana dengan Rp 500 miliar tersebut?," tambahnya.
(toy/ara)