Bank Dunia (World Bank) sudah memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia akan minus di 2020 dan masuk jurang resesi. Dia memperkirakan ekonomi Indonesia di 2020 minus 1,6% hingga minus 2%.
Chief Economist East Asia and Pacific dari World Bank Aaditya Mattoo menyarankan agar Indonesia tidak hanya mengandalkan kekuatan pasar domestik semata. Percepatan pemulihan ekonomi dinilai bisa terjadi jika pemerintah melakukan reformasi struktural di sektor perdagangannya.
Dia menilai adanya RUU Omnibus Law bisa menjadi salah satu cara untuk melakukan reformasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kabar baiknya adalah pemerintah telah mengambil langkah-langkah dengan Omnibus Law untuk melakukan reformasi. Tapi di satu sisi, Indonesia juga membutuhkan reformasi trade regime," kata Mattoo dalam Laporan Ekonomi Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi Oktober, Selasa (29/8/2020).
Mattoo menilai pada dasarnya ekonomi Indonesia memiliki momentum yang sangat baik untuk tumbuh tahun ini, jika tak ada COVID-19. Namun kinerja industri manufaktur Indonesia tidak sekencang negara-negara lain untuk menopang ekonominya karena tidak terhubungnya rantai perdagangan Indonesia dengan perdagangan Internasional.
"Indonesia memiliki momentum yang luar biasa, salah satu negara yang memiliki beragam industri manufaktur setelah masa krisis keuangan. Namun banyak terjadi kelesuan dan Indonesia belum benar-benar terintegrasi dengan global power chain," sebutnya.
Meski begitu, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia bisa pulih pada 2021 dengan kisaran pertumbuhan di level 3-4,4%. Selain di atas, berikut usulan lain untuk keluar dari resesi:
1. Meningkatkan kapasitas pencegahan penyebaran COVID-19
Hal itu dapat membantu menahan penularan COVID-19 dan tidak terlalu menyebabkan gangguan bagi perekonomian. Pada saat yang sama, harus dilakukan kerja sama Internasional untuk dikembangkannya vaksin dan mempersiapkan pendistribusiannya secara efisien dan adil.
Lanjut halaman berikutnya>>>