World Bank memprediksi lebih dari sepertiga rumah tangga di Indonesia akan makan lebih sedikit dari biasanya. Hal itu dikarenakan kurangnya uang dari penghasilan karena terdampak pandemi, sehingga mereka akan membatasi makanan.
Mattoo mengatakan sebenarnya proporsi rumah tangga yang menghadapi kekurangan pangan telah turun antara Mei atau awal Juni. Namun lebih dari sepertiga sampai seperempat rumah tangga dilaporkan masih kekurangan makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih dari sepertiga rumah tangga di Indonesia akan makan lebih sedikit. Kerawanan pangan dapat didorong oleh hilangnya pendapatannya karena COVID-19," ucapnya.
Tidak hanya itu, World Bank juga memprediksi akan ada tambahan sebanyak 38 juta masyarakat di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang jatuh dalam kemiskinan karena pandemi ini.
"Jumlah masyarakat yang hidup dalam kemiskinan di kawasan ini diprediksi mengalami penambahan sebanyak 38 juta orang pada 2020, termasuk 33 juta orang yang seharusnya sudah dapat lepas dari kemiskinan dan 5 juta lainnya terdorong kembali ke dalam kemiskinan," tuturnya.
Meski pemerintah di masing-masing negara telah mengalokasikan anggaran untuk bantuan, ditemui masih ada beberapa negara yang bantuan pemerintahnya baru menjangkau kurang dari seperempat jumlah rumah tangga yang pendapatannya terpuruk, dan hanya 10-20% perusahaan melaporkan telah menerima bantuan sejak mulai adanya pandemi.
"Pemerintah negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik telah mengalokasikan rata-rata 5% dari nilai PDB-nya untuk meningkatkan sistem kesehatan, membantu rumah tangga menjaga konsumsinya dan membantu perusahaan menghindari kepailitan. Akan tetapi, beberapa negara mengalami kesulitan untuk memperluas program perlindungan sosialnya yang terbatas, di mana sebelumnya mereka membelanjakan hanya kurang dari 1% PDB-nya," sebutnya.
Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)